Kelompok militan Hamas Palestina mengaku saat ini sedang mempertimbangkan propisal gencatan senjata baru dengan Israel.
Namun, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu malah kembali menegaskan tidak akan menarik mundur pasukannya dari Gaza sampai mereka meraih kemenangan total.
\”Kami tidak akan berkompromi jika tidak menginginkan kemenangan total,\” kata Netanyahu, saat berkunjung ke pemukiman Israel di Tepi Barat.
\”Israel akan mencapai semua tujuannya,\” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tujuannya termasuk melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera Israel dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Tel Aviv.
\”Sampai saat itu tiba, tidak ada tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel,\” lanjut Netanyahu.
Usulan gencatan senjata tersebut mulai disinggung menyusul pembicaraan di Paris, yang melibatkan Direktur CIA, William Burns, PM Qatar, Kepala Dinas Intelijen Mossad Israel, dan Kepala Intelijen Mesir.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan dia sedang mempelajari rencana tersebut dan akan pergi ke Kairo untuk membahasnya.
Haniyeh mengatakan prioritas kelompok militan Palestina adalah mengakhiri serangan Israel dan memastikan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri menyebut komentar Netanyahu membuktikan bahwa dia tidak tertarik pada keberhasilan pertemuan Paris dan acuh dengan kehidupan tahanan (Israel).
Jihad Islam, sekutu Hamas, juga meremehkan prospek gencatan senjata.

Kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam kesepakatan penyanderaan tanpa gencatan senjata yang komprehensif dan penarikan Israel dari Gaza.
Dukungan publik terhadap Benjamin Netanyahu semakin berkurang seiring dengan berlanjutnya perang
Dikutip dari Al Jazeera, dukungan publik terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus berkurang seiring berlanjutnya perang Israel di Gaza.
Jajak pendapat publik yang baru menunjukkan bahwa 23 persen responden ingin Netanyahu tetap berkuasa, sementara 41 persen ingin mantan menteri pertahanan dan anggota kabinet perang Benny Gantz menggantikannya.

By admin