Ini Sosok Presiden Masa Depan Palestina yang Diperjuangkan Hamas Agar Bebas dari Penjara Israel
Gerakan pembebasan Palestina, Hamas dilaporkan menuntut pembebasan Marwan Barghouti, dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel.
The Associated Press melaporkan, Marwan Barghouti dinilai sebagai tahanan paling terkenal Palestina yang ditahan oleh Israel.
Marwan Barghouti juga disebut-sebut sebagai calon presiden Palestina di masa depan.\”Kebebasan Barghouti menjadi pusat (pembahasan) perundingan,\” tulis laporan tersebut dikutip Senin (5/1/2024).
AP melansir, tujuan kelompok milisi Palestina tampaknya berfokus pada dua hal, yaitu meningkatkan dukungan publik terhadap partai mereka dan mengakui posisi langka Barghouti sebagai pemersatu warga Palestina.
\”Hamas ingin menunjukkan kepada rakyat Palestina kalau mereka bukanlah gerakan tertutup. Mereka mewakili bagian dari komunitas sosial Palestina. Mereka berusaha terlihat bertanggung jawab,\” kata Qadoura Fares dari Kementerian Urusan Tahanan Palestina di wilayah Tepi Barat kepada AP.
Seorang perempuan Palestina menatap mural bergambar wajah pemimpin gerakan Fatah Marwan Barghouti yang ditahan di penjara Israel saat dia berjalan di tembok beton pembatas yang dibangun Israel di dekat Ramallah, Tepi Barat, 24 September 2020. (REUTERS/Mohamad Torokman )Mandela-nya Palestina
Menurut lembaga studi Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, Barghouti sering digambarkan oleh orang Palestina sebagai \’Mandela-nya Palestina.\’\”
Ia dipandang sebagai calon presiden Palestina penerus Mahmoud Abbas yang sudah lanjut usia.
Diketahui, Nelson Mandela adalah pemimpin perlawanan terhadap rezim apartheid di Afrika Selatan yang menghabiskan 27 tahun penjara.
Dia kemudian menjadi presiden kulit hitam pertama di negara itu.
Adapun Barghouti, 64 tahun, adalah anggota terkemuka gerakan sekuler Fatah dan mendukung proses perdamaian dengan Israel pada tahun 1990-an namun berubah menjadi sosok perlawanan karena kecewa atas kepalsuan janji Israel.
Dia kemudian memimpin Intifada Kedua (pemberontakan) yang dimulai pada tahun 2000.
Barghouti ditangkap pada tahun 2002 dan menjalani lima hukuman seumur hidup di penjara Israel karena perannya dalam beberapa serangan bom bunuh diri yang mematikan terhadap sasaran-sasaran Israel.