TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL – Agresi militer Israel ke Gaza Palestina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir bahkan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2024 ini.
Bahkan, kini Israel berterus terang ingin mengusir semua warga Gaza demi perluasan permukiman warga Israel.
Gagasan itu disampaikan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvir dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, Minggu (31/12/2023).
Smotrich memakai istilah \”migrasi sukarela\” untuk pengusiran warga Gaza itu.
”Jika di Gaza terdapat 100.000 atau 200.000 orang Arab dan bukan 2 juta orang maka proses diskusi selanjutnya pasti akan berbeda. Mari kita berpikir di luar kebiasaan. Kami akan membantu merehabilitasi para pengungsi di negara lain dengan cara yang baik dan manusiawi melalui kerja sama komunitas internasional dan negara-negara Arab di sekitar kami,” kata Bezalel Smotrich, pemimpin Partai Zionis Religius itu.
Menurut dia, pengusiran total atau setidaknya mayoritas warga Palestina dari Gaza untuk memastikan Gaza tidak dikuasai Hamas.
”Gaza tidak bisa terus menjadi ‘rumah kaca’ dimana 2 juta orang dibuat benci terhadap Israel dan diberi gagasan untuk menghancurkan Israel. Ini yang terjadi di Gaza selama 75 tahun,” kata Smotrich dikutip dari Kompas.TV.
Karena itu setelah perang Gaza 2023 selesai, ia mengusulkan permukiman Yahudi dibuat di Gaza.
Kehadiran warga sipil Israel di Gaza dinyatakan untuk memastikan wilayah itu tidak dipakai untuk mengganggu keamanan Israel.
Terpisah, Ben-Gvir menyebut pengusiran total warga Palestina dari Gaza sebagai tindakan tepat secara moral.
Pengusiran itu disebutnya bermanfaat bagi warga Israel dan Gaza.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut apa manfaat pengusiran itu.
Gagasan Smotrich disambut oleh banyak pemukim Israel di Tepi Barat.
Di wilayah Palestina itu memang Israel membuat ribuan permukiman bagi orang Yahudi.