Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jerman menyebut sebanyak 68 anak dan 11 orang staf beserta anggota keluarganya \”dievakuasi sementara” dari kantor SOS Children\’s Village yang berada di Rafah ke Betlehem.
SOS Children\’s Village merupakan sebuah lembaga non-pemerintah atau non-governmental organization (NGO).
Juru Bicara (Jubir) Kemenlu Jerman menyebut bahwa SOS Children\’s Village telah menghubungi pihaknya sejak pertengahan bulan November 2023.
NGO tersebut, kata Jubir Kemenlu, meminta bantuan untuk desanya di Rafah.
\”Kami merasa lega mengetahui usaha intensif kami akhirnya sukses kemarin, kami ingin berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat,” kata Juru Bicara Kemenlu kepada DW.
Lebih dari 1 juta pengungsi saat ini berlindung di Rafah, Gaza Selatan. Kebanyakan dari mereka tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dan tenda-tenda darurat.
Saat ini, pengiriman bantuan ke Gaza terhambat oleh pos-pos pemeriksaan serta operasi militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Organisasi bantuan melaporkan, persediaan bahan pangan akan habis dalam waktu yang singkat.
Israel sebelumnya telah menegaskan akan melancarkan serangan di Rafah guna membasmi sisa kelompok militan Hamas yang berada di sana.
Negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Jerman telah memperingatkan kemungkinan dampak kemanusiaan yang serius jika serangan tersebut dilancarkan sepenuhnya.
Namun, Israel juga menyatakan pihaknya sedang menyusun rencana untuk mengevakuasi sebagian kota Rafah sebelum melakukan operasi militer.
Kelompok sayap kanan Israel kritik evakuasi Jerman
Menurut laporan kantor berita The Times of Israel, operasi evakuasi tersebut merupakan permintaan dari pihak Jerman yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertahanan Israel dan Dewan Keamanan Nasional, tanpa persetujuan secara eksplisit dari kabinet keamanan pemerintah.
Tindakan Jerman itu menuai kritik dari Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Israel, yang berhaluan kanan, kata laporan tersebut.
Smotrich menyebut evakuasi itu sebagai \”kegagalan etika\”, dan meminta penjelasan dari Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu terkait evakuasi tersebut.