Sekelompok warga di serikat pekerja hingga organisasi masyarakat kota Tulkarm, Tepi Barat, Palestina, mogok kerja pada Senin (22/4).
Mogok kerja ini dilakukan sebagai bentuk kecaman atas tindakan brutal Israel yang menyerang wilayah itu pada akhir pekan lalu, juga kebijakan ekonomi yang makin mencekik warga wilayah itu.Kabinet Israel Makin Kacau, Netanyahu Tuduh Menhan \’Ember\’ saat RapatBerdasarkan Protokol Paris 1994, sejumlah sektor utama ekonomi di Tepi Barat berada di bawah kontrol Israel. Sektor yang \”dipegang\” Israel terutama masalah perbatasan, termasuk bea cukai dan pajak Palestina.
Ekonom Palestina Adel Samara seperti dikutip Almaydeen, mengungkapkan Israel kerap memanfaatkan kewenangannya dalam protokol tersebut untuk memungut dan menahan pemasukan wilayah Palestina dari bea masuk impor dan pajak lainnya.
\”Secara teknis, tidak ada perekonomian Palestina yang berada di bawah pendudukan Israel, perekonomian kami memang telah secara efektif diduduki oleh Israel,\” ucap Samara.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Sementara itu, analis politik Israel Michael Milshtein mengatakan kepada AFP bahwa statistik pendudukan menunjukkan bahwa sekitar sepertiga pendapatan Israel dari Tepi Barat berasal dari pendapatan 193.000 warga Palestina yang bekerja di Israel.Bos Intel Israel Mundur Imbas Kecolongan Serangan Hamas 7 OktoberNamun, jumlah warga Palestina yang bekerja di Israel saat ini telah menurun secara signifikan menjadi antara 8.000 dan 9.000.
Ini mengapa, warga Tepi Barat yakin bahwa upaya mogok kerja tersebut bisa menekan ekonomi Israel yang tengah mengalami gonjang-ganjing gegara agresinya ke Jalur Gaza.