Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pasukanĀ Israel siap menginvasi Rafah, Jalur Gaza, Palestina.
Netanyahu menegaskan dia telah menyetujui rencana operasi pasukan Israel dan akan segera mengevakuasi warga Rafah.KILAS INTERNASIONAL
Pasukan India Naik Kelas sampai Imam Masjidil Haram Sujud Sahwi\”Kami bersiap memasuki Rafah, dan ini akan memakan sedikit waktu, kami terus beroperasi dengan kekuatan penuh,\” kata Netanyahu dalam pernyataan resmi pada Kamis (21/3), dikutip Reuters.
Israel, lanjut dia, beroperasi di Khan Younis, di kamp-kamp wilayah tengah Gaza, untuk memusnahkan Hamas.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}\”Seperti yang baru saja kita lakukan di [Rumah Sakit] Al Shifa, dan dalam memberantas ratusan teroris,\” ujat Netanyahu.
Pemerintah Israel kerap menggunakan istilah teroris untuk menyebut Hamas.
Di kesempatan itu, Netanyahu juga mengatakan telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden soal serangan Rafah.Kisah Masjidil Haram Berlumuran Darah Dibajak Pengikut \’Imam Mahdi\’
\”Saya bilang ke Presiden [Biden]: Hamas tak bisa dikalahkan jika pasukan Israel tidak masuk ke Jalur Gaza,\” ujar dia.
Netanyahu juga menegaskan kemenangan Israel tak akan lengkap tanpa memasuki Rafah.
\”Dan ini untuk melenyapkan sisa batalyon Hamas. Kami akan melakukan hal yang sama kali ini,\” ujar dia.
Israel kekeh menyerang Rafah meski sejumlah sekutu dekatnya termasuk Amerika Serikat menolak rencana tersebut.
Presiden Joe Biden disebut berupaya mendesak Netanyahu untuk membatalkan rencana menginvasi Rafah.
Menurutnya, operasi itu akan menambah korban sipil yang tak berdosa dan memperkeruh situasi di Gaza yang kian krisis. Namun, Netanyahu abai.Pilihan RedaksiSiapa Chuck Schumer, Senator Yahudi AS yang Desak Netanyahu Lengser?Mengapa Masjid Terbesar Dunia di Mekkah Dinamai Masjidil Haram?Kanada Bakal Setop Pasok Senjata ke IsraelSelain AS, Inggris hingga Jerman juga telah mendesak Israel menunda invasi darat Rafah yang kini menjadi satu-satunya wilayah perbatasan yang mungkin dipakai untuk menyalurkan bantuan dari luar.
Rencana invasi ke Rafah ini muncul di tengah agresi Israel ke Gaza sejak Oktober 2023.
Selama agresi, pasukan Zionis menggempur habis-habisan warga dan objek sipil seperti rumah sakit dan kamp pengungsian.
Hingga kini, total korban tewas mencapai lebih dari 31.700 jiwa. Sebagian besar korban tewas anak-anak dan perempuan.