Otoritas kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Kamis (29/02) mengatakan lebih dari 100 orang tewas setelah pasukan Israel melepas tembakan ke kerumunan warga Palestina yang tengah mengantre bantuan tepung dan makanan kaleng di dekat Kota Gaza.
Dalam sebuah pernyataan di akun media sosial Facebook, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mengatakan sedikitnya 104 orang tewas dan 760 lainnya terluka dalam insiden tersebut, dan menggambarkannya sebagai \”pembantaian”.
Juru bicara kemenkes Gaza Ashraf al-Qidra mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi di bundaran al-Nabusi di sebelah barat Kota Gaza.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi bahwa pihaknya memang melepaskan tembakan, seraya menambahkan bahwa penyelidikan awal menunjukkan hanya ada sekitar 10 korban luka-luka yang disebabkan oleh tembakan Israel tersebut.
Baik jumlah total korban tewas maupun korban yang terluka belum dapat dikonfirmasi secara independen.
IDF juga telah mengunggah rekaman udara dari operasi membawa bantuan kemanusiaan itu masuk ke Gaza utara.
IDF mengatakan bahwa rekaman itu menunjukkan bagaimana \”kerumunan warga Palestina menyerang truk-truk itu dan mengakibatkan puluhan orang tewas akibat berdesak-desakan, terhimpit, dan terinjak-injak.\”
Picu reaksi internasional
Insiden pada Kamis (29/02) itu telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, termasuk Hamas, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Israel dan Amerika Serikat (AS).
Di tengah laporan yang berbeda mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada jam-jam sebelum fajar, kantor berita AFP mengutip para saksi mata dari lokasi kejadian yang mengatakan bahwa pasukan Israel telah melepas tembakan ke arah kerumunan warga yang mengantre bantuan makanan itu.
Pihak Israel mengatakan bahwa korban tewas adalah akibat kepanikan yang berujung saling dorong-mendorong.
Namun Israel juga mengakui bahwa beberapa tentaranya telah melepas tembakan, meski pihaknya mengatakan bahwa hanya melepas tembakan ke udara atau ke arah kaki.
Hamas, yang oleh AS, Uni Eropa dan Israel diklasifikasinan sebagai organisasi teror, telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengancam akan menarik diri dari negosiasi gencatan senjata dengan Israel dan pembebasan sandera yang sedang berlangsung, dengan alasan bahwa perjanjian itu hanya akan \”mengorbankan darah rakyat kami.\”
Dalam pernyataan terpisah, negara tetangga Mesir dan Yordania mengutuk kejadian itu dan menyebutnya sebagai \”kejahatan yang memalukan\” dan \”penargetan brutal\” terhadap warga sipil.
Mesir, yang berbatasan langsung dengan Gaza, mengatakan, \”Kami menganggap penargetan warga sipil yang secara damai berusaha mendapatkan jatah bantuan itu adalah kejahatan yang memalukan dan merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.\”