TRIBUNNEWS.COM -Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne, menyarankan proposal perdamaian untuk Israel dan Hizbullah yang bertempur di perbatasan Israel utara dan Lebanon selatan.
Ia menyampaikan saran ini kepada pemerintah Lebanon setelah mediasi berminggu-minggu dengan pejabat Barat.
Stephane Sejourne mengatakan ia sebelumnya telah membicarakan proposal itu bersama Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, dan Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski di Kota Paris, Prancis.
\”Kami membuat proposal selama kunjungan kami ke Beirut,\” kata Stephane Sejourne kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).
\”Kami akan membangun solusi dalam beberapa hari dan bulan mendatang,\” lanjutnya, dikutip dari Arab News.
Ia mengatakan Prancis mendukung perdamaian antara Israel dan Hizbullah.
Menurut laporan Reuters, empat pejabat senior Lebanon dan tiga pejabat Prancis mengatakan Stephane Sejourne menyerahkan dokumen itu pekan lalu kepada pejabat senior di negara bagian Lebanon, termasuk Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati.
Salah satu sumber diplomatik Prancis mengatakan proposal itu telah diajukan kepada pemerintah Israel, Lebanon, dan Hizbullah.
\”Kami juga menjalin kontak dengan Amerika Serikat. Penting bagi kami untuk memberikan sifat timbal balik pada semua inisiatif yang sekarang dilakukan untuk membangun kamp perdamaian di Timur Tengah,\” kata Stephane Sejourne.
Stephane Sejourne mengingatkan bahwa Prancis juga mempunyai kepentingan langsung di Lebanon.
\”Dua puluh ribu warga negara kami berada di Lebanon selain 700 tentara yang berpartisipasi dalam misi menjaga perdamaian di selatan (Lebanon),\” tambahnya.
Isi Proposal Perdamaian Israel-Hizbullah
Menurut sumber diplomatik AFP, isi proposal yang diajukan Prancis itu termasuk untuk memperkuat peran tentara Lebanon.
Sebanyak 15.000 tentara Lebanon akan dikerahkan di wilayah perbatasan Lebanon selatan, yang merupakan basis Hizbullah.
Hizbullah juga diminta untuk menarik unit elit Radwan Hizbullah dan kemampuan militer seperti sistem antitank.