Qatar mengaku terkejut karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Qatar sebagai “mediator bermasalah” dalam percakapan yang dilakukan dengan keluarga para sandera di Gaza.
Qatar merupakan mediator utama yang juga memiliki hubungan mendalam dengan kelompok militan Hamas.
Qatar juga menampung beberapa pemimpin Hamas yang diasingkan.
“Kami terkejut dengan dugaan pernyataan yang diatribusikan kepada Perdana Menteri Israel dalam berbagai laporan media tentang peran mediasi Qatar,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, Rabu (24/1/2024), dilansir The Jerusalem Post.
“Pernyataan ini, jika divalidasi, tidak bertanggung jawab dan merusak upaya menyelamatkan nyawa tak berdosa, namun hal ini tidak mengejutkan,” lanjutnya.
Majed Al-Ansari kemudian menuduh Netanyahu ingin merusak mediasi.
“Jika pernyataan yang dilaporkan itu benar, PM Israel hanya akan menghalangi dan melemahkan proses mediasi karena alasan yang tampaknya menguntungkan karier politiknya dibandingkan memprioritaskan penyelamatan nyawa tak berdosa, termasuk sandera Israel,” ungkapnya.
“Daripada memikirkan hubungan strategis Qatar dengan Amerika Serikat, kami berharap Netanyahu memutuskan untuk bertindak dengan itikad baik dan berkonsentrasi pada pembebasan para sandera,\” jelas Ansari.
Pernyataan Netanyahu
Pada Selasa (23/1/2024), pernyataan Benjamin Netanyahu yang bocor disiarkan di televisi Israel Channel 12.
Netanyahu mengatakan kepada keluarga sandera bahwa ia sengaja tidak berterima kasih kepada Qatar atas upaya mediasinya.
Sebab, menurut Netanyahu, hal itu dapat memberikan tekanan lebih besar pada Hamas.
“Qatar menurut saya tidak ada bedanya, pada intinya, dengan PBB.\”
\”Pada intinya, tidak ada bedanya dengan Palang Merah, dan dalam beberapa hal bahkan lebih bermasalah,” kata Netanyahu, seperti diberitakan AP News.
Netanyahu juga mengatakan dalam audio yang bocor bahwa dia telah menyatakan kemarahannya terhadap Amerika Serikat (AS), karena memperbarui pangkalan militer di negara Teluk tersebut.