Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa situasi di Ukraina saat ini \”luar biasa mengerikan\”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) AS, Vadant Patel, menyebut Ukraina sedang dalam posisi buruk dalam perangnya melawan Rusia.
Pasukan Ukraina didera sejumlah kekalahan di medan tempur timur dalam beberapa bulan belakangan.
Saat ini, Ukraina mendesak ke utara sejak Rusia melancarkan serangan ke kawasan Kharkiv.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyempatkan diri berkunjung ke Ukraina pekan ini guna memberikan dukungan kepada negara itu.
\”Jelas sekali situasinya luar biasa mengerikan,\” kata Patel kepada awak media pada hari Kamis, (16/5/2024), dikutip dari Russia Today.
\”Kami tahu bahwa saat ini adalah masa sulit, tetapi kami yakin bahwa bantuan militer akan membuat perbedaan besar di medan perang.\”
Patel berujar Blinken telah mengumumkan paket bantuan tambahan senilai $2 miliar tatkala berkunjung ke negara bekas Uni Soviet itu.
Wakil Jubir Kemenlu AS Vedant Patel mengatakan kepada wartawan bahwa tindakan militer Israel di Gaza tidak sebanding dengan operasi Rusia di Ukraina. (Tangkapan Layar Twitter/X)
Para pejabat Rusia mengeklaim, Ukraina punya kesempatan untuk membuat perjanjian damai dengan Moskwa tahun 2022.
Dalam perjanjian itu Ukraina akan mendapatkan status netral. Namun, kekuatan militer Ukraina akan dibatasi sebagai ganti atas jaminan keamanan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menurut pejabat Rusia, justru memilih untuk melanjutkan perang.
Zelensky mengeklaim, bantuan Barat akan membuat negaranya mampu merebut kembali wilayah yang dicaplok Rusia.
Kini para pemimpin Ukraina menyalahkan kurangnya bantuan Barat sehubungan dengan kegagalan militer Kiev.
Meski demikian, para pejabat Ukraina berhati-hati agar tidak menyebut AS secara spesifik.