Studi dari Israel mengklaim nama Palestina dihapus dari peta di dalam buku pelajaran sekolah berdasarkan kurikulum baru Arab Saudi.
Menurut laporan lembaga thinktank pro-Israel IMPACT-se, pada buku pelajaran Studi Sosial dan Nasional 2023-2024, wilayah Palestina tak lagi diberi nama. Ini berbeda dengan keterangan pada peta dalam buku pelajaran tahun ajaran 2022/Profil Claudia Sheinbaum, Ahli Fisika yang Kini Jadi Presiden MeksikoDilansir Middle East Eye, lembaga itu menyebut kurikulum baru Saudi menunjukkan perubahan signifikan pada buku pelajaran, jika dibandingkan dari tahun ajaran sebelumnya.
Bahkan kata-kata yang dianggap \”bermusuhan\” dengan Israel dihapus dari beberapa teks dalam kurikulum, terutama istilah seperti \”musuh\” dan \”musuh Zionis\”.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Buku pelajaran itu, menurut IMPACT-se, hanya merujuk Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan dan sebagai ibu kota Palestina, bukan seluruh Yerusalem.
Temuan serupa juga muncul di dua peta buku pelajaran Geografi kelas 10-12. Sebelumnya, buku tersebut mencantumkan nama Palestina, tetapi kini tak menampilkan nama negara mana pun yang berbatasan dengan Arab Saudi.
Tak hanya itu, penghapusan serupa juga dilakukan di buku pelajaran IPS untuk kelas 6 dan 7.Pilihan RedaksiAkui Pernah Terlibat Konflik, Prabowo Buka Peluang ke Timor LesteTapera Versi Singapura, Apa Bedanya dengan Tapera RI?Biden Tuduh Hamas Biang Kerok Nego Gencatan Senjata Gaza MandekBuku teks pelajaran Islam dan Geografi untuk kelas 10-12 juga menghapus peta yang sebelumnya menampilkan sejarah Palestina.
IMPACT-se juga menemukan seluruh buku teks yang memuat pelajaran soal dukungan Arab dan Saudi untuk perjuangan Palestina dihentikan pada 2023.
Selain itu, dalam buku teks IPS tahun 2022 untuk kelas 10-12, referensi Israel sebagai \”entitas Zionis\” telah dihapus.
Laporan itu juga menyebut secara keseluruhan, 21 kasus sentimen anti-Israel dalam buku teks lama telah dihapus.
Perubahan tersebut diduga terkait dengan pembicaraan yang tengah dimediasi Amerika Serikat, terkait upaya normalisasi hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv.
Dalam banyak kesempatan, Saudi menegaskan bersedia normalisasi jika Palestina merdeka dan bebas dari penjajahan Israel.