Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi membeberkan alasan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membludak di Negeri Sakura hingga 192 persen dalam lima tahun terakhir.
Masaki mendapat pertanyaan dari awak media soal alasan Jepang lebih banyak menerima TKI.\’Neraka Bocor\’ 62 Derajat Celsius di Brasil, Warga \’Nyebur\’ ke Kolam\”Menurut pendapat saya orang Indonesia itu sangat rajin untuk bekerja dan sudah memiliki rasa ketertarikan dengan budaya Jepang,\” kata Masaki di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Dengan demikian, lanjut Masaki warga Indonesia yang bekerja di Jepang akan lebih mudah beradaptasi.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Masaki juga mengatakan Jepang akan berupaya menciptakan lingkungan kerja \”sangat aman dan nyaman bagi orang Indonesia.\”
Dia mengatakan Jepang merasa perlu memiliki banyak tenaga kerja dari Indonesia.
Para TKI ini, kata Masaki, telah bekerja di berbagai bidang mencakup pertanian, perikanan, perawatan hingga manufaktur.KILAS INTERNASIONAL
Qatar Ultimatum Israel Serang Rafah sampai Rumor Penerus Kim Jong Un\”Saya berharap untuk kedepannya agar bisa meningkatkan angka atau jumlah tenaga kerja Indonesia di Jepang dan kembali ke Indonesia dengan keterampilan yang sangat tinggi,\” ujar dia.
Di kesempatan itu, Masaki juga menegaskan ingin meningkatkan hubungan Indonesia dan Jepang.
Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Jepang naik hampir tiga kali lipat atau 192 persen menjadi 121.507 dibanding 2018.
Nikkei Asia melaporkan lonjakan TKI selama lima tahun terakhir dipengaruhi upah yang rendah dalam negeri.Pemimpin Hamas Marwan Issa Tewas Dibom IsraelPengusaha di Jepang juga menawarkan gaji yang lebih tinggi untuk menarik pekerja. Gaji pokok bulanan pekerja magang asing naik 8 persen pada 2022 menjadi 177.800 yen atau sekitar Rp18,7 juta.
Pekerja Indonesia berkontribusi 56 persen dari pekerja berketerampilan khusus di Jepang.
Kementerian Kesejahteraan Jepang mencatat jumlah total pekerja asing meningkat 40,3 persen dalam lima tahun jadi 2,05 juta per Oktober 2023.