Sebanyak tiga foto dari Indonesia tampil di antara deretan karya terbaik dalam Penghargaan Foto Mangrove atau Mangrove Photography Awards tahun ini.
Adapun foto yang menjadi pemenang umum adalah foto bidikan Supratim Bhattacharjee yang berfokus pada seorang anak perempuan bernama Pallavi seusai badai melanda Frazerganj, Sundarban, India.
Foto berjudul Sinking Sundarban itu memperlihatkan Pallavi berdiri di depan rumah dan kedai tehnya yang telah hancur akibat terjangan badai.
\”Saya mengamati wajahnya yang kuat dan perangainya yang tenang selama masa yang menghancurkan itu,\” kata Bhattacharjee.
\”Anak-anak adalah yang paling menderita.\”
Terletak di Teluk Benggala, Sundarban adalah hutan bakau terbesar di dunia.
\”Foto [pemenang] menimbulkan ribuan pertanyaan, sekaligus menghubungkan Anda dengan hati gadis itu,\” kata juri kompetisi, Dhritiman Mukherjee.
\”Kerapuhan anak itu memperlihatkan dampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut yang dialami oleh banyak masyarakat pesisir,” sambungnya.
Kompetisi fotografi yang diselenggarakan oleh Mangrove Action Project- yang kini telah memasuki tahun ke-10 – bertujuan menunjukkan hubungan antara satwa liar, masyarakat pesisir, dan hutan bakau, serta kerapuhan ekosistem unik ini, baik di atas maupun di bawah permukaan air.
Mangrove merupakan perlindungan penting terhadap perubahan iklim. Sebagai gambaran, satu hektare (4.000 meter persegi) hutan bakau menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang hampir sama dengan satu hektare hutan hujan Amazon.
Hutan bakau juga melindungi garis pantai dari erosi, karena badai yang hebat semakin sering terjadi.
\”Konservasi sebagai sebuah cerita, merupakan cerita yang rumit,\” kata juri kompetisi, Morgan Heim.
\”Fotografi memiliki kemampuan untuk membantu kita menerima dan merasa dekat dengan cerita-cerita tersebut, apa pun bahasa kita. Setiap kali saya melihat jenis fotografi ini, saya pikir, masih ada harapan.\”