TRIBUNNEWS.COM — Rusia terus merangsek semakin ke barat di wilayah timur Ukraina. Pertempuran sengit terus terjadi di sejumlah wilayah, namun pasukan Volodymyr Zelensky lebih banyak kalahnya
Media Kiev, Strana mencatat setelah kota itu direbut dan Angkatan Bersenjata Ukraina mundur ke baratnya, pertempuran sengit dimulai di garis Berdychi – Orlovka – Tonenkoye.
Pekan lalu, dua permukiman terakhir jatuh (Federasi Rusia secara resmi mengumumkan hal ini, Ukraina tidak mengonfirmasinya). Dan dari sana Rusia mencoba mengembangkan serangan lebih jauh ke barat – ke Semenovka dan Umanskoe.
Formasi mekanis besar dengan lusinan tank bergegas ke medan perang, yang, meskipun mengalami kerugian, secara bertahap memperluas zona kendali Rusia ke arah desa-desa yang ditunjukkan.
Institut Studi Perang (ISW) menulis bahwa pasukan Rusia terlihat di pinggiran selatan Semenovka dan maju ke barat Tonenkoye, menuju Umanskoe. Perluasan “zona abu-abu” ke arah ini juga dicatat oleh halaman publik militer Ukraina, Deep State.
Sementara media Barat, Politico mengabarkan, dalam serangan rudal dan drone Rusia yang membentang dari Kharkiv dan Sumy di utara hingga Odesa di selatan menghancurkan banyak infrastruktur membuat sulit menebak di mana serdadu Vladimir Putin akan melancarkan serangan besarnya.
Beberapa perwira tinggi militer Ukraina yang bertugas di bawah Jenderal Valery Zaluzhny – panglima angkatan bersenjata Ukraina hingga ia digantikan pada bulan Februari, gambaran militer Ukraina kini semakin suram.
Mereka berbicara dengan syarat anonimitas untuk berbicara dengan bebas.
Perwira-perwira ini mengatakan ada risiko besar jatuhnya garis depan di mana pun para jenderal Rusia memutuskan untuk memfokuskan serangan mereka.
Tak seimbangnya jumlah jumlah pasukandan bom udara berpemandu yang telah menghancurkan posisi Ukraina selama berminggu-minggu membuat Rusia kemungkinan akan mampu “menembus garis depan dan menghancurkannya di beberapa bagian.
“Tidak ada yang dapat membantu Ukraina saat ini karena tidak ada teknologi serius yang mampu memberikan kompensasi kepada Ukraina atas banyaknya pasukan yang kemungkinan akan dikerahkan Rusia kepada kami. Kita tidak memiliki teknologi-teknologi tersebut, dan negara-negara Barat juga tidak memilikinya dalam jumlah yang cukup,” salah satu sumber militer terkemuka mengatakan kepada Politico.
Menurutnya, hanya ketabahan dan ketahanan Ukraina serta kesalahan para komandan Rusia yang kini dapat mengubah dinamika suram ini.
Tentara Ukraina berdiri di posisinya di wilayah Donetsk. (Anatolii Stepanov / AFP)
Ia menyebut salah satu kesalahan Rusia dilakukan pada hari Sabtu lalu, ketika Rusia melancarkan salah satu serangan tank terbesar terhadap posisi Ukraina sejak invasi besar-besaran dimulai, namun kolom tersebut dihancurkan oleh Brigade ke-25 Ukraina, yang menghancurkan selusin tank dan 8 kendaraan tempur infanteri.
Namun, mengandalkan kesalahan Rusia bukanlah sebuah strategi, Rusia banyak belajar dari kesalahan.