Otoritas berwenang Rusia menetapkan tiga tersangka lainnya imbas penembakan massal yang memakan korban jiwa hingga 139 orang.
Kabar tersebut disampaikan oleh pengadilan negeri distrik Basmany, Rusia pada Selasa (25/3).Update Penembakan Moskow: 137 Tewas-Putin Sebut Ulah Ekstremis IslamBerikut update terkini penembakan massal di Balai Kota Moskow yang dirangkum CNNIndonesia.com dari berbagai sumber.
Korban tewas 139 orang
Komite Investigasi Rusia mengungkapkan jumlah korban tewas bertambah menjadi 139 orang.ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}Dua orang korban terkini dinyatakan meninggal di rumah sakit. Sementara itu, 75 orang lainnya yang terluka berhasil dilarikan ke rumah sakit dan telah diidentifikasi, termasuk dua orang anak.
Rusia tangkap tiga tersangka lagi
Otoritas Rusia mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil meringkus tiga tersangka lagi pada Senin (26/3).
Pengadilan negeri distrik Basmany menjatuhkan sanksi untuk ketiga tersangka yang diduga tergabung dalam satu keluarga, seperti dilansir dari TASS.
Ketiganya yakni kakak beradik Aminchon Islomov, Divolar Islomov, dan Isroil Islomov sebagai sang ayah. Kakak beradik tersebut teridentifikasi sebagai warga negara Rusia, sedangkan ayahnya merupakan warga negara Tajikistan.Alasan AS Tak Lagi Veto Resolusi DK PBB Setop Agresi Israel di GazaKecurigaan Putin terhadap Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin curiga Ukraina menjadi dalang serangan kelompok Islam radikal di Crocus City Hall Moskow pada Jumat lalu.
Putin menduga serangan itu dilakukan oleh kelompok Islam radikal yang telah lama memperjuangkan ideologi mereka.
\”Tentu saja perlu dijawab pertanyaannya, mengapa setelah melakukan kejahatan, para teroris mencoba pergi ke Ukraina? Siapa yang menunggu mereka di sana?\” kata Putin dalam siaran televisi, dikutip AFP, Selasa (26/3).Israel Marah usai AS Abstain Resolusi DK PBB Serukan Gencatan di GazaPutin mengarahkan pandangannya ke Ukraina yang mencurigai adanya keterlibatan dari negara tersebut.
Hingga kini, Kremlin menyatakan penyelidikan masih terus berlangsung dan belum ada skenario spesifik yang dirilis ke publik.