Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Aliansi Kelompok pro-Palestina Hamas dengan tegas menolak usulan pemerintah Israel yang sedang mendorong pembentukan pasukan penjaga perdamaian dari Arab untuk mengamankan Jalur Gaza.
Peringatan tersebut dikeluarkan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas setelah menggelar pertemuan Komite Tindak Lanjut Pasukan Nasional dengan aliansi Jihad Islam Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan beberapa organisasi sayap militer Palestina.
Israel menjelaskan pembentukan pasukan perdamaian sepenuhnya ide dari Amerika, nantinya pasukan pimpinan Arab ini hanya akan tinggal di Gaza untuk masa transisi terbatas.
Pengiriman pasukan ini perlu dilakukan untuk mengamankan Jalur Gaza, mengamankan dermaga sementara yang akan dibangun AS di lepas pantai Gaza serta memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan di sana.
Untuk mempercepat realisasi ini, Pejabat senior Israel menambahkan bahwa pihaknya dan Kementerian Pertahanan telah membahas masalah ini dalam beberapa pekan terakhir dengan perwakilan dari tiga negara Arab, termasuk Mesir.
Namun rencana tersebut ditentang aliansi Kelompok pro-Palestina. Mereka menggambarkan usulan Israel tersebut sebagai jebakan kebohongan. Hamas menilai kehadiran pasukan penjaga perdamaian dari Arab merupakan taktik culas Israel untuk memperluas wilayah pendudukan.
\”Faksi-faksi dalam Aliansi Kekuatan Palestina menolak proposal Israel untuk mengirim pasukan Arab ke Gaza dan memperingatkan akan konsekuensinya,\” tegas Hamas.
“Kami menganggap mereka yang tergabung dalam pasukan internasional atau Arab yang memasuki Jalur Gaza adalah bagian dari “kekuatan pendudukan” dan kami akan menangani sebagaimana mestinya,” imbuh Hamas sebagaimana dikutip dari Anadolu.
Belum diketahui kapan pengiriman pasukan akan segera tiba, namun Hamas dan faksi-faksi Palestina menekankan bahwa Arab dan Israel tak perlu ikut campur mengelola realitas Palestina karena hal itu adalah masalah nasional. Mereka bahkan tak segan mengancam akan menyerang siapa pun yang ikut campur dalam usulan tersebut.
Korban Tewas Gaza Membludak
Jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel terus bertambah. Terkini, ada 32.782 orang dilaporkan tewas akibat serangan brutal dari Israel. Sementara Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sebanyak 75.298 orang mengalami luka parah di Jalur Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober dimulai.
Akibat melonjaknya korban tewas ini, beberapa bulan lalu Israel sempat diseret ke Mahkamah Internasional karena Israel dianggap melakukan tindak pidana genosida serta penganiayaan yang berdampak serius terhadap kejiwaan dan fisik warga Palestina.
Meski keputusan Pengadilan Dunia memerintahkan Israel untuk melakukan gencatan senjata dalam perang di Gaza. Namun pemerintah Netanyahu tetap menolak perintah tersebut, Israel justru makin gencar melakukan serangan mematikan dengan menargetkan sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit.
Sikap Israel yang tak patuh hukum lantas mendorong Human Rights Watch (HRW) menyerukan kepada komunitas Internasional untuk memberi sanksi kepada Israel. HRW bahkan turut mendesak komunitas Internasional untuk melakukan embargo senjata ke Israel agar negara Zionis itu mematuhi perintah gencatan senjata yang diajukan ICJ