Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) angka kasus demam berdarah dengeu (DBD) akhir-akhir ini naik, dimana angka kematian nyaris 3 kali lipat dibanding periode yang sama di tahun 2023.
Orangtua wajib mengenali tanda utama anak saat terserang DBD, karena jika terlambat dikhawatirkan berakibat fatal yakni menyebabkan kematian.

Penanganan DBD diperlukan cepat dan tepat.

Hal tersebut diulas oleh Pakar Spesialis Anak Universitas Airlangga (UNAIR) dr Dwiyanti Puspitasari dalam gelaran Dokter Unair TV bertajuk “Waspada Demam Berdarah Dengue pada Anak, Cegah Komplikasi Sebelum Terlambat” beberapa wakru lalu.

Dr Dwiyanti menyebutkan, tanda utama harus diketahui jika anak terjangkit demam berdarah adalah demam tinggi yang tak kunjung turun.
Saat anak mengalami demam tinggi dan setelah diberikan obat penurun demam tak kunjung reda, hal itu patut dicurigai.
Selain itu, anak akan mengalami berbagai perubahan, misalnya mengalami penurunan nafsu makan, mual, nyeri seluruh tubuh dan radang tenggorokan.
Gejala tersebut harus segera ditangani.
“Para orang tua harusawareketika sang anak telah mengalami gejala tersebut dengan rentang waktu tiga hari. Jika tidak berangsur membaik segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” kata dia.
Ia menjelaskan, demam berdarah akan diawali dengan peningkatan suhu bahan yang drastis berlangsung pada 3-5 hari.
Umumnya, pada hari ke-6, pasien akan mengalami penurunan suhu tubuh, namun pada fase tersebut belum dapat dinyatakan pasien sembuh.

Penurunan demam itu merupakan fase yang krusial atau kritis.
Biasanya, pasien akan mengalami rasa dingin di seluruh tubuh, pendarahan, dan bila fatal dapat menyebabkan kematian.
Namun, pada fase itu, pasien dengan demam berdarah ringan akan berangsur membaik pada 3-7 hari mendatang dan masuk pada fase penyembuhan.
“Fase-fase tersebut harus dipahami betul untuk mengatasi hal yang tak diinginkan selama terjangkit DBD,” tuturnya
Sebagai upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan 3M (menguras, mengubur dan menutup).
Langkah tersebut setidaknya dapat mencegah adanya pertumbuhan jentik-jentik dan sarang nyamuk.
“Biasanya yang luput dari masyarakat ini pada genangan yang berada di sekitar rumah, seperti genangan air pada bekas botol minuman kemasan, genangan air pada bawah dispenser dan banyaknya pakaian tergantung. Hal tersebut lengah dari perhatian masyarakat,” tambah dia.

By admin