Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons pernyataan eks Ketum Golkar Jusuf Kalla yang menilai proses Pemilu 2024 menjadi pemilu yang terburuk.
Menurut Airlangga, bagi pihak yang tidak puas dengan pelaksanaan pemilu, ada mekanisme khusus yang dapat ditempuh.

\”Bagi yang belum puas tentu ada mekanisme-mekanisme yang bisa dilakukan baik melalui partai maupun individual,\” ujar Airlangga di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024) malam.

Airlangga menyampaikan bahwa pemilu tahun ini baru akan berlangsung pada 14 Februari 2024.
\”Jadi tentu kita lihat hasilnya di tanggal 14 Februari. Tetapi kami yakin setelah lima tahunan, pasca-reformasi, pemilu akan berjalan aman, dan mekanismenya sudah ada,\” ujar dia.
Mantan wakil presiden RI, Jusuf Kalla menilai Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi berubah karena \”terlena kekuasaan.\”

JK menyebut sosok Jokowi sekarang tidak seperti Jokowi yang dikenalnya dulu.
Politikus senior Golkar itu mengaku dulu mengenal Jokowi sebagai sosok yang sederhana. JK pun mengaku ia mengusulkan kepada Megawati Soekarnoputri agar Jokowi dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta.
Kemudian, ketika menjadi wakil presiden dalam periode pertama pemerintahan Jokowi, JK mengaku mereka menyelesaikan persoalan-persoalan dengan baik dan komunikasi antara keduanya terus berjalan.
Akan tetapi, JK menyebut Jokowi telah \”terlena kekuasaan\”, terlebih usai isu liar bahwa politikus PDI Perjuangan itu ingin masa jabatannya sebagai presiden ditambah menjadi tiga periode.
\”Saya kira begitu, berubah. Contohnya tiba-tiba ingin tiga kali, ya kan. Padahal konstitusi hanya (mengizinkan) dua kali. Jadi, perubahan-perubahan itu terjadi,\” kata JK dalam program \”Gaspol\” Kompas.com, Selasa (23/1/2024).
Jadi, ya memang kalau orang sudah pegang kekuasaan, kadang-kadang terlena menikmati kekuasaan. Lupa,\” lanjut wakil presiden RI ke-10 dan ke-12 tersebut.
Jusuf Kalla kemudian menanggapi proses pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo yang melalui putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK).
Gibran sendiri lolos pendaftaran Pilpres 2024 karena konstitusi diubah oleh MK yang waktu itu diketuai pamannya, Anwar Usman. Menurut JK, bisa saja Jokowi berniat ingin tetap berkuasa melalu Gibran.

By admin