TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Dewan Pakar Politik Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Muhammad AS Hikam, mengapresiasi keputusan Mahfud MD mundur dari jabatannya sebagai Menko Polhukam di Kabinet Indonesia Maju.
Mahfud menyerahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) surat pengunduran dirinya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Hikam menilai pengunduran Mahfud selain menciptakan ruang manuver lebih luas juga akan menghindari kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, mengingat status Mahfud sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, pada kontestasi Pilpres 2024.
“Di politik itu, Anda sudah benar pun tetap dikomentari. Jadi jangan heran walaupun Pak Mahfud sudah mundur begini, nanti ada aja yang komen-komen,” ujar Hikam di Tangerang Selatan, Banten, Jumat (2/2/2024).
Menteri Riset dan Teknologi, pada 1999-2001, menyebutkan ada tiga implikasi politik yang akan muncul usai pengunduran diri Mahfud.
Pertama, dari perspektif personal, kiprah Pilpres 2024, dan sisi kandidat lainnya.
“Kalau dari perspektif personal, saya kira pengunduran diri Pak Mahfud memberikan ruang manuver untuk berkampanye. Kalau beliau punya peluang manuver yang bagus, maka Pak Ganjar juga lega. Pak Mahfud bisa full blown saat kampanye karena tidak ada lagi beban sebagai pejabat negara. Saya juga tidak akan kaget dalam debat capres terakhir nanti, Pak Ganjar bisa lebih bebas mengutarakan pandangannya karena Pak Mahfud telah melepaskan jabatan strategisnya,” lanjutnya.
Hikam juga mengemukakan, ditinjau dari segi kiprah Mahfud pada Pilpres 2024, tentu hal ini akan melegakan banyak pihak dan berdampak secara psikologis maupun politis.
“Tentu akan ada pihak yang selama ini ragu untuk memilih Paslon 3, karena Pak Mahfud seorang pejabat negara. Sekarang Pak Mahfud lepas dari kemelekatan itu, akan bisa expanding, akan bisa mengembangkan appeal atau daya tarik Pak Mahfud dan Pak Ganjar sebagai calon. Nah, ini yang saya kira akan terjadi,” papar Hikam.
Menurutnya, kemungkinan menaikan elektabilitas tetap ada, karena undecided atau swing voters di Indonesia mencapai 20 persen.
“Kalau para true believers, saya kira mau Pak Mahfud mundur atau tidak, nggak akan ada pengaruh. Yang ketiga, tentu sebaliknya bagi lawan-lawannya. Ya, ini bisa membuat mereka makin keder aja,” pungkasnya.
Hikam juga menyoroti dari sisi profesionalisme, masyarakat akan membandingkan perbedaan sikap antar paslon.
Hal ini menjadi percakapan dinamika politik, mengingat hingga saat ini, Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto yang kini masih menjabat sebagai menteri pertahanan belum berpikir untuk mundur dari jabatannya, meskipun secara legal formal hal ini tidak keliru.
“Apakah seorang Mahfud MD yang cawapres ini mundur, akan diikuti secara profesional oleh capres yang juga mencalonkan diri dalam kontestasi Pilpres 2024?\” tanyanya.
Kata dia itu hal itu menarik untuk dikaji.
\”Kalau tidak mengundurkan diri, minimum akan terjadi spekulasi publik yang merugikan Pak Prabowo. Secara profesional, publik tentu berharap jangan sampai ada konflik kepentingan antara jabatan sebagai menhan dan kepentingan politik praktis ini. Sebab, nanti akan ada kritik,” pungkas Hikam.