Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menanggapi kasus penganiayaan oleh anggota TNI terhadap sejumlah relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Relawan pasangan calon (paslon) nomor urut 3 itu menjadi korban pengeroyokan saat melintas di depan Markas Kompi B Raider 408/Sbh, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023) siang.
Akibat pengeroyokan tersebut, tujuh orang mengalami lukadan dua di antaranya harus dirawat intensif di RSU Pandan Arang, Boyolali.
Gibran mengaku menyerahkan segala proses hukum dalam kasus dugaan penganiayaan itu.
\”Monggo (silakan), itu yang Boyolali saja,\” kata Gibran setelah mendatangi acara Car Free Night (CFN) di Solo, Jawa Tengah, Senin (1/1/2024) dini hari.
Wali Kota Solo itu pun meminta para relawannya agar tak terpancing dengan adanya kasus tersebut.Ia juga mengimbau para pendukungnya tertib dalam melakukan kampanye.
\”Pokoknya jangan terpancing. Pokoknya yang aman semua. Kalau mau kampanye, kampanye tertib. Jangan pakai knalpot brong,\” kata Gibran.
PDIP Protes Keras
Sementara itu, PDI Perjuangan (PDIP) menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan ini.
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, secara tegas melayangkan protes keras atas tindakan anggota TNI tersebut.
Ia bahkan menduga ada simpatisan dari kubu capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang ikut terlibat dalam aksi itu.
\”Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI,\” kata Hasto kepada wartawan, Minggu (31/12/2023).
Hasto pun mengungkapkan isi diskusi dengan seorang tokoh HAM guna mencari akar kekerasan oleh anggota TNI tersebut.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto (tengah). (Fersianus Waku) (Tribunnews.com/Fersianus Waku)

By admin