Laporan Wartawan Tribunnnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy’ari tegas menyatakan untuk tidak mengubah debat peserta pemilihan umum presiden (Pilpres) 2024.

Format debat, kata Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari sudah merupakan hasil kesepakatan bersama semua tim pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Hal itu ia sampaikan ketika ditanya pandangannnya soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta KPU mengubah format debat.

“Saya engga komentar ya. KPU ini kan menyelenggarakan debat sudah bergabai macam pertimbangan dan pembicaraan kesepakatan dengan semua tim pasangan calon,” tutur Hasyim di kantornya, Selasa (9/1/2024).

Hasyim juga menegaskan KPU selaku penyelenggara pemilu hanya menyiapkan forum dan memfasilitasi debat yang merupakan salah satu metode kampanye.

Sehingga yang punya hak untuk menilai kualitas debat dann substansi debat adalah masyarakat selaku pemilih.“Itu sepenuhnya rakyat yang menilai, mengomentari dan meyakinkan atau tidak itu pemilih. KPU juga enggak akan komentar soal itu, karena sepenuhnya perdebatan ini adalah kampanye,” kata Hasyim.

Sebelumnya, Jokowi tidak melihat substansi visi, misi masing-masing calon presiden pada debat ketiga peserta Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/1/2024).

\”Ya, yang pertama memang saya melihat substansi dari visinya malah tidak kelihatan,\” ujar Jokowi di Banten, Senin (8/1/2024).

Jokowi mengatakan, yang nampak pada debat ketiga Capres 2024 adalah saling serang antar capres. Namun, dia tak mempermasalahkan saling serang itu, asalkan menyoroti kebijakan apa yang akan dibuat.

Jokowi meminta agar debat capres itu tidak dilakukan saling serang pada personal. Sehingga, kurang mengedukasi masyarakat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, format debat harus bisa dilakukan lebih baik lagi. Sehingga, substansi dari gagasan yang disampaikan oleh masing-masing capres bisa dilihat dengan baik oleh masyarakat.\”Sehingga, debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, ada rambu-rambu, sehingga hidup, saling menyerang gak apa-apa, tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira gak baik dan gak mengedukasi,\” imbuhnya.

By admin