Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Uman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dinamika politik dari masa ke masa disebut selalu diwarnai manuver politik devide et impera, adu domba, tipu muslihat.
Hal itu disampaikan Ketua Umum DPN Komunitas Banteng Asli Nusantara (Kombatan) Budi Mulyawan kepada wartawan Selasa (2/1/2024).
\”Pastinya kolaborasi manuver politik ekonomi global yang berkonspirasi dengan domestik, selanjutnya memanfaatkan pelaku politik praktis dalam negeri,\” kata pria yang akrab disapa Cepi itu.
\”Jadi, tidak heran marwah politik menuju Pemilu 2024 diwarnai banyak peristiwa politik keras dan mencengangkan. Sebab, merupakan momen puncak suksesi perebutan politik kekuasaan untuk arah satu generasi minimal kurun 20 tahun ke depan,\” lanjut Cepi.
Sebab itu, lanjut Cepi, Kombatan mengingatkan PDI Perjuangan jangan sampai lengah sedikit pun menghadapi ranjau-ranjau memasuki tahun baru, yang ditandai dengan momen strategis Pemilu 14 Februari 2024.
\”Usia periodisasi politik Tanah Air itu sudah terbukti, contohnya dimulai era Kebangkitan 1908, Sumpah Pemuda 1928, kemerdekaan RI 1945, Tragedi PKI 1965, gerakan Malari hingga Reformasi 1998. Suksesi regenerasi kekuasaan itu rata-rata dinamika tensi politik memang keras,\” ujar Cepi.
Sebaliknya, Cepi mempertegas, PDIP wajib memenangkan Pemilu 2024.
Sehingga, tidak dapat dikorbankan dalam suksesi periodisasi politik kekuasaan nasional setiap kurun 20-an tahun, bertepatan dengan Pemilu 2024.
\”Jadi, PDI Perjuangan harus bangkit, kecurangan didepan mata jangan dibiarkan. Ganjar-Mahfud harus memenangkan Pilpres 2024,\” tandasnya.