TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Terkait gestur yang bakal ditampilkan oleh cagub-cawagub dalam debat perdana pada Minggu (6/10/2024) mendatang tak jadi soal bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta.
“Misalnya ada gestur akan memakan durasi juga. Nah itu pertimbangan paslon saja. Kalau kita kan enggak bisa mengendalikan gestur, itu alamiah terjadi,” ujar Anggota KPU DKI Jakarta, Astri Megatari kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).
Ia mengingatkan gestur yang ditunjukkan saat debat tentu akan memangkas durasi waktu yang disediakan bagi cagub atau cawagub dalam merespons pertanyaan.
Pasalnya, hanya tersedia waktu dua menit bagi cagub atau cawagub untuk memberikan jawaban dan satu menit untuk memberikan tanggapan.
“Kalau kami, dorong agar substantif. Jadi paslon secara maksimal mengeluarkan gagasan dan visi misi,” pungkasnya.
Sebelumnya, persoalan gestur dalam debat sempat jadi sorotan dalam debat keempat Pilpres 2024, Januari lalu.
Gibran Rakabuming Raka yang kala itu masih mencari cawapres nomor urut 2 sempat melontarkan gestur tidak perlu dan pertanyaan menjebak yang justru membuatnya tidak menonjol dalam debat tersebut.
Gibran menunjukkan gestur menunduk dan pura-pura mencari sesuatu yang hilang ketika menanggapi jawaban Mahfud MD, lawannya yang menjadi cawapres nomor urut 3.
Saat itu, Gibran tengah menanyakan soal greenflation kepada rivalnya. Menurut Gibran, jawaban Mahfud tidak sesuai dengan pertanyaannya.
Gestur yang ditunjukkan Gibran itu sempat membuat ketegangan saat debat berlangsung. Sebab Mahfud merespons dengan tidak mau menjawab pertanyaannya.