Poltisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mantap memilih mundur dari Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) untuk mendukung pasangan calon nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Sikap Ahok itu kemudian memunculkan narasi beragam dari publik.
Banyak yang menilai bahwa Ahok adalah \’kuda putih\’ Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu diyakini sebagai kuda putih yang sengaja dimainkan Jokowi untuk mengacau PDIP dari dalam.
Ahok disebut akan menghambat pembentukan koalisi paslon nomor 03 dan paslon nomor 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Adanya Ahok disebut-sebut bakal menyulitkan terwujudnya koalisi Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, bila salah di antaranya lolos ke putaran kedua Pilpres 2024 bersama Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebab, bila ditarik ke belakang, ada track record yang disebut-sebut tidak cukup baik antara salah satu pihak di dua kubu itu, yakni Ahok dan Anies.
Dulu, keduanya kerap adu argumen perihak lebijakan yang diambil untuk DKI Jakarta.
Kritik kerap dilontarkan Ahok kepada Anies. Begitu pula dengan Anies, yang juga kerap mengkritik masa-masa kepemimpinan Ahok kala itu.
Kasus yang masih hangat dalam ingatan juga tentang kasus penistaan agama yang menimpa Ahok.
Mantan Gubernur DKI itu dilaporkan atas tuduhan penistaan agama jelang Pilkada DKI 2017.
Imbasnya, Ahok divonis penjara selama 2 tahun.
Sementara itu, Anies dan Sandiaga Uno saat itu memenangi kursi DKI-1 dan DKI-2.
Cak Imin: Dari Awal, Ahok Konsisten Tolak Dinasti
Calon wakil presiden (cawapres) 01 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyangsikan kabar yang menarasikan Ahok sebagai kuda putih Jokowi.