Debat kedua Pilpres 2024 digelar pada Jumat (22/12/2023) malam ini.
Ekonomi menjadi satu di antara topik yang dibahas.
Ketiga calon wakil presiden (cawapres) bakal unjuk kebolehan memaparkan program untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahun bisa melampaui enam persen jika sumber daya alam (SDA) dan manusia (SDM) dikelola dengan benar.
Hal ini diutarakan oleh calon wakil presiden Mahfud MD saat berdiskusi dengan komunitas diaspora Nusa Tenggara Timur (NTT) Se-Jabodetabek di Rumah Aspirasi Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.
“Saya melihat bahwa potensi ekonomi kita untuk tumbuh lebih dari 6 persen setiap tahun. Itu sangat mungkin dari hitung-hitungan perbandingan antara sumber daya alam sumber daya manusia jika dikelola dengan benar,” terang mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Mahfud kemudian menyebut sejumlah alasan yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mencapai enam persen.
Menurut dia, dari semua teori dan alasan yang ada, yang paling menjelaskan, yakni masih banyaknya kasus korupsi di Indonesia.
“Kenapa sekarang ini pertumbuhannya belum menyentuh 6 persen? Teorinya banyak, tetapi bagi saya teori yang paling bisa menjelaskan Itu semua adalah karena di Indonesia ini terlalu banyak korupsi,” jelas Mahfud.
Menurut dia, selama korupsi tidak diberantas, pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa mencapai target.
“Teori apapun yang anda pakai kalau tidak mampu memberantas korupsi atau sekurang-kurangnya menghentikan keberlanjutan korupsi dari waktu ke waktu, maka pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah mencapai maksimal,” kata mantan anggota DPR RI itu.
Mahfud mengaku kasus korupsi yang sudah ia tangani selama empat tahun menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan senilai Rp701 triliun.
“Selama 4 tahun terakhir, kasus-kasus yang menyangkut korupsi senilaiRp 701 triliun yang saya tangani, termasuk di antaranya BLBI dan lain-lain,” terang pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Kalau uang negara yang sebesar itu berhasil diselamatkan dan dibagi ke kelompok usaha, kecil, dan menengah (UKM), itu akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.