Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perolehan suara sementara hasil pemilu Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir.
Pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno menilai, publik melihat dengan penuh curiga hal tersebut.
Hal ini lantaran sangat anomali dibandingkan dengan partai yang lainnya.
\”Hanya PSI yang naik signifikan, sementara yang lain kandai cenderung stagnan,\” kata Adi saat dihubungi Tribunnews.com Senin (4/3/2024).
Secara logika politik, Adi menjelaskan jika data sudah masuk di atas 60 persen, naik turunnya perolehan suara partai atau pun caleg biasanya datar, tak ada lonjakan-lonjakan yang signifikan.
\”Ini yang perlu diinvestigasi untuk mengetahui datanya secara akurat agar semua transparan,\” ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.
Namun, lanjut dia, mungkin juga data suara PSI naik signikan itu karena suara yang diinput di Sirekap berasal dari basis-basis PSI, misalnya Jakarta, sebagian di Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Tapi di luar itu basis PSI lemah dan di Sirekap potensial stagnan atau menurun persentasenya.
\”Dan yang paling penting real count KPU versi Sirekap itu bukan hasil resmi perolehan suara. Yang resmi tetaplah hitung manual yang saat ini penghitungannya masih berjenjang dari tps, kecamatan, dan seterusnya. Karenanya publik harus mengawal hasil manual ini,\” pungkasnya.