Jakarta (ANTARA) – Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus menjadi solusi yang paling efektif dalam memberantas penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Pusat.
"DBD, strategi utamanya adalah pemberantasan sarang nyamuk. Itu yang paling efektif," kata Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Karena itu, menurut dia, yang harus ditingkatkan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan pendekatan 3M, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Dia mengatakan, untuk mengatasi persoalan DBD harus diberantas dari sumbernya. Sedangkan sumber penyebabnya, yakni adanya genangan air bersih yang berpotensi menjadi pusat perkembangbiakan nyamuk.
"Maka, tempat itulah yang seharusnya menjadi fokus penyelesaian dalam memberantas kasus DBD," katanya.
Sedangkan pembasmian nyamuk dengan pengasapan (fogging), kata Dhany, justru dapat membuat nyamuk tersebut menjadi kebal.
"Kalau kita lakukan 'fogging', tanpa terencana dikhawatirkan terjadinya resistensi, terjadi kekebalan. Ketika kebal, kalau kita lakukan 'fogging' juga (nyamuk) akan kebal, berpotensi terjadinya kejadian luar biasa (KLB)," ujar Dhany.
Terkait vaksin dengue, menurut Dhany, vaksin berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Karena itu, salah satu upaya yang masih efektif untuk memberantas DBD dengan upaya PSN 3M Plus.
"Kalau vaksin itu kan memang peningkatan daya tahan tubuh, vitaminnya yang harus kita berikan supaya daya tahan tubuh tetap meningkat kalaupun ada risiko kita sudah terproteksi," katanya.
Jadi, menurut dia, memang yang bagus adalah pemberantasan sarang nyamuknya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan vaksin dengue saat ini masih bersifat pilihan atau belum masuk ke dalam kebijakan imunisasi program baik dari pemerintah provinsi maupun pusat. Vaksin ini bisa didapat di beberapa rumah sakit swasta.
Kemudian, mengingat Indonesia sebagai negara tropis yang menjadi habitat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti, maka selain vaksinasi, melakukan 3M. Yakni menguras, menutup dan mengubur juga menjadi langkah strategis yang bisa dilakukan masyarakat demi menghindari DBD.
Terkait data kasus DBD di Jakarta tahun ini, Dinkes DKI Jakarta mencatat terdapat sebanyak 7.142 kasus hingga 14 Mei 2024 dan menyebabkan kematian 15 orang.