Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan ada tiga daerah yang menjadi destinasi favorit atau paling banyak dikunjungi pemudik saat Hari Raya IdulfitriĀ 1445 Hijriah nanti.
Data ini berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan Kemenhub melalui Badan Kebijakan Transportasi bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi.Kemenhub Prediksi Pemudik Lebaran 2024 Capai 193,6 Juta Orang\”Hasil survei menunjukkan untuk daerah tujuan terbanyak yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,\” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Selasa (13/2).
Secara keseluruhan, Kemenhub memperkirakan terjadi lonjakan pemudik hingga 71,7 persen pada tahun ini. Dari yang sebelumnya 123,8 juta orang pada 2023 diprediksi menjadi sebanyak 193,6 juta orang pada 2024.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Berikut daftar daerah tujuan mudik favorit versi Kemenhub:
– Jawa Tengah 31,8 persen (61,6 juta orang)- Jawa Timur 19,4 persen (37,6 juta orang)- Jawa Barat 16, persen (32,1 juta orang)
Sedangkan, daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu dari Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul dari Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan dari Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).Tiket Kereta Tambahan Lebaran Masih Tersedia 450 Ribu KursiBerdasarkan pilihan masyarakat, diperkirakan puncak mudik terjadi pada H-2 atau Senin, 8 April 2024 saat dimulainya cuti bersama Lebaran. Hari itu berpotensi terjadinya pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).
Sementara arus balik diprediksi terjadi pada H+3 atau Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen).
Oleh sebab itu, pemerintah akan memberlakukan berbagai kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang dapat mengakibatkan kepadatan. Misalnya, melalui pengaturan pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
\”Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,\” pungkas Budi.

By admin