Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu\’ti melontarkan guyonannya soal perbedaan awal Ramadan dan awal Hari Raya Idulfitri.
Ia tak yakin akan banyak warga Indonesia yang ikut Muhammadiyah jika organisasi keagamaan Islam pimpinan Haedar Nashir itu menetapkan awal puasa lebih dulu ketimbang pemerintah.
\”Kalau Hari Raya berbeda, yang ikut duluan saya kira banyak. Tapi kalau ikut puasanya yang Muhammadiyah duluan, saya enggak yakin banyak yang ikut Muhammadiyah,\” kata Mu\’ti yang disambut tawa ketika berpidato di acara peluncuran buku Haedar Nashir di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (4/3).
Mu\’ti memprediksi nantinya awal bulan Ramadan 1445 H tahun ini akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah. Sementara Hari Raya Idulfitri akan berlangsung sama dengan pemerintah.Awal Ramadhan 2024 Libur 4 Hari, Catat TanggalnyaADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Ia pun berkelakar tidak mengetahui warga Muhammadiyah akan ikut Hari Raya Idulfitri versi Muhammadiyah atau pemerintah jika berbeda.
\”Kalau Hari Raya berbeda saya enggak tahu warga Muhammadiyah ikut yang mana, yang ikut duluan atau belakangan,\” kata dia.
Tak hanya itu, Mu\’ti juga optimistis banyak generasi muda yang ikut waktu subuh Muhammadiyah. Sebab, waktu Subuh versi Muhammadyah lebih lambat delapan menit dibanding waktu yang ditetapkan pemerintah.Sepekan Jelang Ramadan, Perundingan Jeda Perang di Gaza Masih \’Buntu\’Pada 2021 lalu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan waktu Salat Subuh untuk negara Indonesia mundur rata-rata 8 menit. Hal ini keputusan PP Muhammadiyah Nomor 734/kep/i.0/b/2021 tentang Tanfidz Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih Muhammadiyah.
\”Termasuk yang nanti imsakiyah juga yang ikut Muhammadiyah banyak. Yang lain sudah mulai berpuasa, yang Muhammadiyah masih menikmati makanan karena masih punya waktu delapan menit,\” kata dia.

By admin