Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini merelokasi dua posko pengungsian korban terdampak bencana banjir bandang lahar dingin di Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
Sebab, dua posko itu berada di zona merah atau berbahaya. Salah satunya di Kabupaten Agam. Hal itu Risma ketahui saat meninjau langsung lokasi bencana pada Kamis (16/5).Polri Kerahkan Tim Bantu Pemulihan Korban Banjir Bandang di Sumbar\”Setelah kami pasang geo tag di situ, ternyata saya berdiri di tempat aliran lahar di posko itu. Nah, dari situ kemudian saya meminta teman-teman yang koordinir pengungsian posko dan dapur umum untuk kemudian digeser,\” kata Risma di Gedung Kemensos, Jakarta, Jumat (17/5).
Risma menemukan hal serupa di Kabupaten Tanah Datar dan langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tim gabungan penanggulangan bencana. Dia meminta posko pengungsian itu dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Ada dua lokasi [posko pengungsian] di Tanah Datar, yang satunya kami coba cari tempat yang aman. Semua kami pindah karena memang itu adalah pengungsian itu yang kami koordinir berada di jalur lahar,\” ucapnya.
Banjir lahar dingin melanda wilayah kabupaten Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, dan Padang Pariaman sejak Sabtu (11/5). Bencana alam ini mengakibatkan 67 orang tewas, 19 orang luka berat, 39 orang luka ringan, dan 20 orang berstatus hilang.Update Banjir Bandang Sumbar: 67 Meninggal, 20 Orang HilangBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab terjadinya bencana banjir bandang, banjir lahar hujan dan longsor di sejumlah wilayah di Sumbar adalah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menetapkan masa tanggap darurat banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi selama 14 hari yakni pada 12 hingga 25 Mei 2024.