Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi gencar membagikan bantuan sosial (bansos) menjelang hari pencoblosan Pemilu 2024. Kebijakan ini menjadi sorotan, termasuk dari calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka kebetulan ikut dalam kontestasi Pilpres 2024 dengan menjadi cawapres nomor urut 2 mendampingi capres Prabowo Subianto.
Alokasi dana bantuan sosial di pemerintahan Jokowi pada tahun ini naik Rp20,5 triliun menjadi Rp493,5 triliun.Pilihan RedaksiAnies di Sumut: Jangan Gunakan Negara untuk Kepentingan KeluargaPrabowo Sindir Ada Profesor di Jakarta Tak Paham HilirisasiAnies Baswedan soal UGM-UII Kritik Jokowi: Artinya Ada Masalah SeriusMengenai hal ini, Anies berpendapat sekarang masyarakat Indonesia semakin cerdas, sehingga dapat menilai tujuan dari bansos yang digelontorkan di pemerintahan Jokowi menjelang Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}

\”Rakyat kita sudah sangat cerdas,\” kata Anies usai kampanye akbar yang digelar di Lapangan Reformasi, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (1/2).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, meski bansos digelontorkan menjelang Pilpres 2024, namun masyarakat pasti akan memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden sesuai hati nurani mereka.
\”Dan mereka (masyarakat) pasti akan memilih dengan hati nurani, mereka tahu mana yang harus dipilih, mana tahu yang mana harus dipilah,\” tutur Anies.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menyebut pencairan dana bansos menjelang Pilpres 2024 tentu mengundang kecurigaan.
\”Saya mau kalau bansos bisa tiap hari. Ada pemilu tak ada pemilu. Jangan karena ada pemilu saja. Itu barangkali orang bisa menduga. Apa maksud sebenarnya. Jadi pikiran pikiran yang mengundang tanda tanya mengundang kecurigaan,\” ungkap Surya Paloh.
Diketahui, nilai realisasi bansos di era Jokowi memang jauh lebih besar dibandingkan Presiden SBY. Realisasi bansos di era Jokowi sejak 2015 hingga 2023 telah mencapai Rp 3.319,2 triliun.
Data yang dihimpun Tim Riset CNBCIndonesia menunjukkan anggaran perlinsos era Jokowi melesat dari Rp 249,7 triliun pada 2014 menjadi Rp 443,5 triliun pada 2023. Anggaran terbesar disalurkan pada 2020 yakni menembus Rp 498 triliun. Alokasi danabantuan sosial naik Rp20,5 triliun menjadi Rp493,5 triliun pada 2024 atau tahunpemilu ini.
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menyebutkan anggaran bansos 2024terbentuk dengan melibatkan partai politik yang ada di DPR. Bansos masuk dalam Undang-Undang APBN yang disetujui DPR.
Namun, guyuran dana bansos dilakukan saat sejumlah indikator ekonomi sedang baik-baik saja. Misalnya, saja tingkat kemiskinan di Indonesia yang terus melandai bahkan kini sudah di bawah saat sebelum pandemi. Kemudian angka pengangguran juga membaik.
Terakhir adalah inflasi yang dekat dengan naik turunnya harga kebutuhan masyarakat. Bahkan tahun ini Bank Indonesia juga berupaya mengendalikan inflasi tetap di bawah 3%.

By admin