Apa itu sistem Komandante PDIP?
Sistem tersebut disinyalir membuat 6 calon legislatif (caleg) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pemilu Legislatif (Pileg) Jawa Tengah (Jateng) 2024 terpaksa mundur.
6 caleg DPRD Jawa Tengah terpilih dari PDIP itu terpaksa mundur karena sistem komandante yang diterapkan internal partainya.
Sekretaris DPD PDI-P Jateng Sumanto mengungkap nama-nama caleg terpilih yang mundur, mengutip Kompas.com.
Mereka termasuk Eko Susilo caleg dari dapil 8 Jateng, Ahmad Ridwan dari dapil 13 Jateng, Elisabeth Intan Kurniasari dari dapil 9 Jateng hingga Dyah Kartika Permanasari terpilih dari Dapil 2 Kendal.
Sistem Komandante PDIP
Disinyalir sistem KomandanTe membuat Caleg PDIP terancam gagal dilantik, meskipun terpilih dengan suara terbanyak pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Surat edaran terkait Sistem KomandanTe telah dikeluarkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada Desember 2023.
Dalam surat edaran PDIP, menyebutkan bahwa calon anggota legislatif (caleg) tidak dilantik jika perolehan suara capres 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) tidak linier.
Dalam surat edaran itu, caleg DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten diintruksikan untuk memenangkap pasangan Ganjar-Mahfud dari tingkat TPS hingga provinsi.
DPP PDIP mengintruksikan agar suara yang diperoleh Ganjar-Mahfud harus linier dengan para caleg, bahkan lebih besar, mengutip TribunJateng.com.
Namun para caleg PDIP di daerah tersebut terancam tidak bisa dilantik sebagai anggota dewan terpilih jika suaranya tidak linier.
Sebelumnya, senior PDIP Bambang Wuryanto pernah menjelaskan bahwa sistem KomandanTe PDIP memiliki relevansi terhadap simbol kepartaian.
Pria yang karib disapa Bambang Pacul tersebut menyebut sistem komandanTe di mana antara pengampu wilayah dan jajaran struktural partai harus saling bergotong royong dalam memenangkan pemilu tahun 2024.
Dan semua elemen partai harus bergerak dan mematuhi peraturan dari partai.
KomandanTe Stelsel