Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga pesisir utara Jakarta waspada terhadap pasang air laut hingga 13 Januari mendatang.
Hal itu berdasarkan informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok. Puncak pasang maksimum diprediksi pada pukul 07.00 hingga 11.00 WIB.
\”Masyarakat pesisir pantai utara Jakarta dihimbau agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut tanggal 9 hingga 13 Januari 2024,\” tulis BPBD DKI Jakarta melalui akun instagram resmi, Rabu (10/1).Waspada Banjir Jakarta, Puncak Musim Hujan RI Mulai JanuariImbauan itu ditujukan untuk wilayah pesisir utara DKI Jakarta seperti di Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru dan Muara Angke.
\”Diimbau untuk mengantisipasi terhadap peningkatan ketinggian pasang maksimum air laut yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir pesisir (Rob),\” ujar BPBD DKI.
ADVERTISEMENT Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 10 – 11 Januari 2024.
\”Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 4 – 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan 4 – 20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Barat Aceh, Laut Natuna Utara, dan Laut Sulawesi bagian timur,\” demikian dikutip dari rilis BMKGpada Rabu pagi.Terancam Cuaca Ekstrem, Cek Prediksi Hujan Jabodetabek Pekan iniBMKG menyatakan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan gelombang 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang hingga Selat Sunda.
Kondisi itu menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1.25 – 2.5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue – Kep. Mentawai, perairan P. Enggano, perairan Bengkulu – barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kep. Nias – Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten – Jawa Timur.
Kemudian perairan selatan Bali – NTT, Selat Bali – Bandung – Lombok – Alas – Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten – NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kep. Anambas – Kep. Natuna, perairan Kep. Subi – Kep. Serasan, perairan Kep. Sangihe – Kep. Talaud, perairan Kep. Sitaro, Laut Maluku bagian utara, perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat – Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera – Papua.
\”Sedangkan untuk gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Aceh,\” demikian paparan BMKG.
Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).