\”Anda dari Indonesia?\’\”Betul.\”\”Makan tempe?\”\”Suka sekali.\”\”Apa anda tahu kaitan tempe dengan nuklir?\”\”What?\”Saya hampir melonjak kaget dari kursi yang saya duduki. Di depan saya, pria paruh baya, seorang peneliti nuklir di International Atomic Energy Agency (IAEA) Marine Environment Laboratories, Monaco, malah terkekeh-kekeh.Dari jendela ruangan kerja pria tersebut beberapa waktu lalu, terlihat sirkuit Monaco yang sempit dan berkelok-kelok. Di sirkuit jalan raya itu, nyaris tak ada ruang bagi para pilot jet darat untuk menyalip kendaraan di depannya. Karena itu merebut catatan waktu terbaik agar bisa menempati pole position adalah kunci bagi setiap pebalap Formula 1 agar bisa merajai balapan Monaco.Gedung laboratorium itu berdiri di tepi pelabuhan Monaco yang termasyhur dipadati yacht milik orang-orang kaya.Sejak 1961, laboratorium didirikan atas kesepakatan antara wilayah Monaco dengan IAEA. Kesepakatan ini berakar dari penghormatan Monaco terhadap Albert Honoré Charles Grimaldi atau Pangeran Albert I, penguasa Monaco sekaligus penjelajah laut.Semasa hidupnya Pangeran Albert I terlibat dan mendukung penelitian kelautan. Koleksi Pangeran Albert I disimpan di Museum Oceanografi yang megah.Tidak langsung menjelaskan kaitan tempe dengan nuklir, si peneliti malah mengajak saya untuk masuk ke salah satu ruangan laboratorium. Sebelum masuk, kami harus mengenakan jas lab, penutup kepala, sarung tangan dan pembungkus sepatu.Di dalam ruang terdapat beberapa kolam yang berbentuk bulat. Mirip kolam pembibitan ikan lele, tapi isinya tentu bukan lele.
data-name=\”cnn-id\”
idgalfot=\”1028514\”
data-target=\”detail/embed/galfot\”
width=\”100%\”
height=\”100%\”>
Kedelai ImportPusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor kedelai Indonesia pada 2022 mencapai US$1,62 miliar. Angka ini naik 9,45 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) US$1,48 miliar.Amerika Serikat (AS) merupakan negara pemasok kedelai impor ke Indonesia pada 2022. Tercatat, nilai impor kedelai dari AS sebesar US$1,36 miliar setara 83,95 persen dari total nilai impor kedelai Indonesia. Jumlahnya sebanyak 1,92 juta ton.RI juga masih mengimpor kedelai dari negeri jiran sebanyak 5,2 ribu ton dengan nilai US$2,73 juta.Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) meneliti varietas kedelai sejak tahun 1987, menghasilkan varietas Muria dengan hasil rata-rata 1.8 ton/hektar. Pada 2010, BATAN luncurkan varietas Mutiara dengan hasil rata-rata 2.4 ton/hektar. Yang terbaru, pada 2021 BATAN mengeluarkan varietas Sugentan, kependekkan dari Super Genjah BATAN dengan hasil rata-rata 2.5 ton/hektar.Peneliti BATAN, Arwin mengatakan varietas baru ini memiliki karakter lebih baik dibandingkan induknya yang telah dilakukan penyinaran radiasi gamma pada dosis 250 gray. Dibandingkan dengan induknya, Sugentan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya umur tanamnya super genjah yakni sekitar 67-68 hari lebih cepat dibandingkan induknya yang mencapai umur antara 86-87 hari.Pekerja memproduksi tempe berbahan kedelai impor di sentra industri rumahan, Kelurahan Kedung Waringin, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/2). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.Varietas unggul ada, tapi kok masih defisit?Tiga belas tahun lalu, saat Indonesia dipimpin SBY, dua peneliti IPB: Gelar Satya Budhi dan Mimin Aminah mengeluarkan kajian berjudul \’Swasembada Kedelai: Antara Harapan dan Kenyataan\’.Dalam kajian tersebut dijelaskan kendala utama meningkatkan produksi kedelai adalah harga yang kurang menarik, dan keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha tani tersebut dipandang kurang memadai.Oleh karena itu, dalam melakukan usaha tani kedelai, petani cenderung menghemat pengeluaran. Dengan penggunaan input yang minimal, produktivitas tanaman tidak dapat mencapai tingkat optimal.Faktor lainnya yang kurang mendukung perkembangan kedelai lokal adalah adanya citra yang buruk dari kedelai lokal di mata pengolah kedelai, khususnya karena kandungan air yang masih terlalu tinggi.Ketersediaan lahan juga menjadi masalah. Kedelai berkompetisi dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit yang sangat gencar untuk mencapai target perluasan. Apalagi pengembangan perkebunan kelapa sawit didukung oleh investor-investor besar, yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat, mengingat perkebunan sawit memiliki prospek keuntungan yang lebih baik.Akibatnya, banyak lahan tanaman pangan khususnya di pulau Sumatera yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit oleh pemiliknya.Waktu terus melaju, presiden berganti tapi tak bisa juga kita mencapai swasembada kedelai. Padahal semakin banyak mulut yang harus diberi makan. Termasuk mulut saya yang rakus akan tempe.Di musim copras-capres ini, saya sedang mencari capres bermental tempe, capres yang berani berjanji, mewujudkan swasembada kedelai demi menjamin ketersediaan tempe bagi segenap rakyat Indonesia.