Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tengah menunggu hasil survei kesiapan masyarakat sebelum menyebar nyamuk aedes aegypti mengandung wolbachia.
Kadinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan daerah pertama penyebaran nyamuk itu adalah di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Setelahnya, akan disebar di semua kecamatan di Jakarta Barat.Pj Gubernur Heru Budi Buka Suara soal Denda Jentik Nyamuk Rp50 Juta\”Timing (penyebaran nyamuk) akan sangat bergantung pada hasil surveinya nanti, kalau memang masyarakat udah siap, kita bisa mulai,\” kata Ani di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (21/6).
Ani menjelaskan survei itu menyasar masyarakat dari berbagai kelompok umur dan lapisan.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Ani mengatakan survei perlu dilakukan karena keberhasilan dari penyebaran nyamuk itu sangat bergantung dari dukungan masyarakat.
\”Karena itu akan ada titik-titik yang diletakkan ember-ember berisi jentik. Nah ember itu harus ada inang yang ngasuh, yang jagain, itu kan masyarakat peranannya di situ. Setelah itu, sekian hari diperkirakan sudah menjadi nyamuk dewasa, akan dilepas,\” kata Ani.Anies Ucapkan Selamat Ultah ke Jokowi, Doakan Bisa Tetap AmanahSementara itu, Ani menyampaikan sudah ada tren penurunan kasus demam berdarah di Jakarta.
Ia menjelaskan pada Maret ada sekitar 2.200 kasus demam berdarah, naik menjadi 3.164 pada April. Kemudian tercatat 3.019 kasus pada Mei dan 622 kasus hingga pertengahan Juni.
Sejak Januari, Dinkes mencatat ada 27 kasus kematian.
\”Mei kasusnya sudah mulai turun dibandingkan April tetapi masih relatif tinggi. Puncaknya di April,\” ujar Ani.
Kemenkes akan memulai proyek percontohan penyebaran nyamuk wolbachia untuk menekan angka DBD di lima kota Indonesia.
Lima kota itu adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur).