Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto berbicara mengenai politisasi bantuan sosial (Bansos) dan pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani.
Hasto mengatakan Megawati rutin menggelar pertemuan dengan Sri Mulyani lantaran keduanya merupakan Dewan Pengarah di Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam pertemuan itu, kata dia, Megawati dan Srimulyani turut membahas mengenai kondisi bangsa Indonesia saat ini.
\”Bu Sri Mulyani dan Bu Mega, karena sering bertemu di BRIN secara tertutup ya, saya tidak bisa menyampaikan apa yang dibahas. Tetapi yang pasti, itu adalah kepentingan rakyat, bangsa, dan negara,\” kata Hasto di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (3/2).
Namun, Hasto enggan mengungkapkan apakah pertemuan itu juga membahas mengenai kabar pengunduran diri Sri Mulyani dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasto hanya menyebut adanya upaya politisasi bansos dalam Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Ya saat ini kan ada upaya-upaya untuk menggunakan bansos demi kepentingan elektoral, sampai anggaran setiap kementerian dipotong 5 persen untuk elektoral. Ini kan kita harus melihat kepentingan nasional yang lebih besar,\” ujarnya.Mahfud Soal Isu Sri Mulyani Mundur: Saya Enggak Ngajak-ngajakMenurutnya, politisasi bansos untuk memenangkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 merupakan pelanggaran serius.
\”Ketika bansos sudah dipolitisasi untuk kepentingan paslon 02, bahkan ada bansos juga yang masuk ke kantong-kantong partai paslon 02, ini menunjukkan pelanggaran serius karena bansos anggaran rakyat, dari pajak kita, harus kembali pada rakyat secara tepat,\” ucapnya.
Sebelumnya, kabar Sri Mulyani mundur dari jabatan Menteri Keuangan pertama kali diungkapkan Ekonom Senior Faisal Basri.
Tak hanya bendahara negara tersebut, beberapa menteri lainnya juga disebut akan mundur karena kecewa dengan Jokowi yang memihak paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Namun, Sri Mulyani sendiri tak pernah mengiyakan atau membantah isu tersebut. Ia mengatakan selama ini dirinya hanya bekerja saja.
Kabar mundur ini kembali menguat setelah muncul agenda dadakan Sri Mulyani bertemu dengan Jokowi pada Jumat (2/2).
Namun, istana menepis anggapan pertemuan itu terkait isu Sri Mulyani akan hengkang dari Kabinet Indonesia Maju.Poin-poin Pidato Megawati di GBK: Bansos Uang Rakyat, Aparat Dikritik