Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia mengecam keras serangan militer Israel ke Rafah, Jalur Gaza, Palestina.
Hal tersebut disampaikan Jokowi merespons serangan pasukan Israel ke titik pengungsian warga Palestina di Rafah beberapa hari terakhir.Prabowo Sebut RI Siap Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Gaza\”Meskipun sudah berkali-kali saya sampaikan, tapi saya ingin mengulang lagi bahwa Indonesia mengecam keras serangan Israel ke Rafah,\” kata Jokowi di Kota Dumai, Riau, Sabtu (1/6).
Jokowi menekankan bahwa Israel harus mematuhi hukum internasional, termasuk perintah dari Mahkamah Internasional untuk menghentikan ofensif mereka terhadap Palestina.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Israel mestinya memiliki kewajiban untuk menaati Mahkamah Internasional, termasuk penghentian ofensif serangan ke Palestina,\” imbuhnya.
Kecaman ini menunjukkan sikap tegas Indonesia terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan hukum internasional, serta mendukung perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah.Hizbullah Bakal Terus Tekan Militer IsraelSebelumnya, Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangan mereka di Rafah. Putusan itu disampaikan pada Jumat (24/05) lalu.
Mahkamah Internasional memerintahkan Israel untuk segera menghentikan serangan militernya, dan tindakan lainnya di Kegubernuran Rafah, yang dapat menimbulkan kondisi kehidupan kelompok Palestina di Gaza yang dapat mengakibatkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau sebagian.
Selain itu, Israel juga harus menjaga agar penyeberangan Rafah tetap terbuka untuk penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan tanpa hambatan.
Namun, Israel tak mematuhi putusan tersebut. Pasukan Negeri Zionis itu terus menggembur wilayah Rafah, yang menjadi satu-satunya tempat masyarakat Palestina mengungsi setelah hampir seluruh wilayah Gaza dibombardir Israel sejak awal Oktober 2023 lalu.
Banyak korban meninggal di Rafah merupakan anak-anak dan perempuan. Negara-negara yang sebelumnya memberikan dukungan terhadap Israel pun kini berbalik mendukung Palestina karena kejadian tersebut.