Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek Anindito Aditomo memastikan akan menarik buku bertajuk \’Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra\’ dan merevisinya.
Hal ini ia sampaikan untuk merespons kritik dari PP Muhammadiyah soal buku panduan tersebut lantaran mengumbar kekerasan fisik dan seksual.
\”Versi awal buku panduan saat ini untuk sementara kami tarik dan revisi berdasarkan masukan-masukan yang kami terima,\” kata Anindito kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/5).
Anindito menjelaskan sampai saat ini belum ada pengiriman buku panduan atau karya-karya sastra tersebut ke sekolah-sekolah. Ia juga menegaskan tak ada kewajiban bagi guru menggunakan karya-karya sastra yang ada di daftar yang nantinya akan ditetapkan.Buku Sastra Kemendikbud Tuai Kontroversi, Muhammadiyah Kritik Keras\”Semua perangkat yang dibuat dalam program ini, mulai dari daftar buku, panduan, sampai contoh modul ajar, adalah alat bantu guru yang bersifat opsional dan dinamis karena akan selalu diperbarui,\” kata dia.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Ia mengatakan semua pihak sepakat karya sastra dapat menjadi bahan belajar yang penting dan perlu dipelajari oleh lebih banyak murid. Ia lantas berharap berbagai perangkat ini dapat mendorong dan membantu guru memilih karya sastra yang sesuai untuk mengasah minat baca dan mengembangkan literasi muridnya.
\”Semua masukan akan membantu agar program ini dapat terus diperbaiki dan diimplementasikan dengan efektif,\” lanjutnya.
Di sisi lain, Anindito juga mengatakan rekomendasi buku sastra dalam program \’Sastra Masuk Kurikulum\’ dapat berubah dan berkembang berdasarkan evaluasi dan masukan.
Baginya, program ini bertujuan memperkenalkan sastra Indonesia kepada murid dan guru sebagai bahan ajar dan mengembangkan literasi. Jika digunakan dengan baik, lanjutnya, karya sastra bukan hanya bisa menumbuhkan minat baca, tapi juga potensial untuk mengasah nalar, empati, serta nilai-nilai kemanusiaan.

Karena itu, Anindito menjelaskan Kemendikbud telah membentuk tim kurator yang terdiri dari sastrawan, akademisi, dan guru. Tim kurator ini diminta untuk mengusulkan atau membuat rekomendasi karya-karya sastra yang dapat menjadi bahan ajar pada tingkat SD, SMP, dan SMA.
\”Berdasarkan daftar tersebut, Kemendikbudristek menyusun buku panduan untuk membantu guru memilih dan memilah sesuai usia dan kesiapan murid,\” kata dia.
Sebelumnya Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen) PP Muhammadiyah mendesak Kemendikbudristek menarik buku bertajuk \’Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra\’ dari peredaran.Ma\’ruf soal UKT: Perguruan Tinggi Penting, Tapi Tak Semua Harus MasukKetua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Alpha Amirrachman beralasan buku tersebut merekomendasikan buku-buku sastra yang mengumbar kekerasan fisik dan seksual.
Alpha lantas menjelaskan buku-buku sastra yang mengumbar kekerasan hingga seksualitas itu tak sesuai norma kesusilaan. Pihaknya juga menilai rekomendasi buku berisi kekerasan hingga seksualitas itu justru kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan pemerintah Indonesia.

By admin