Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas dan organisasi mulai berdatangan ke depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, di Jalan Indrapura, Surabaya, Jumat (23/8), pukul 11.00 WIB.
Mereka menggelar aksi kawal putusan Mahkamah Konstitusi dan menolak Revisi UU Pilkada.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi mahasiswa itu berasal dari Universitas Airlangga (Unair), Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, HMI, GMNI, PMII dan berbagai kelompok lainnya.
Mereka membentang poster bertuliskan \’Jangan biarkan demokrasi kita mati\’, \’Ya ndak tahu kok tanya saya\’, \’270 juta rakyat kalah sama keluarga tukang kayu\’, \’Negara ini bukan milik keluarga Jokowi\’, \’Demokrasi mati karena dinasti Jokowi\’.
Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Aulia Thaariq Akbar atau Atta mengatakan, aksi mereka adalah untuk mengawal putusan MK.
\”Poin tuntutan kita masih dalam rangka untuk turut mengawal putusan MK,\” kata Atta.ANALISIS
Waspada Manuver DPR dan Jokowi Usai RUU Pilkada Batal DisahkanAtta mengakui, meski DPR RI sudah mengklaim membatalkan sidang pengesahan RUU Pilkada hari ini, pihaknya merasa tetap perlu menggelar aksi.
Aksi ini pihaknya lakukan untuk mengawal putusan MK No 60/PUU-XXII/2024 segera masuk dan jadi pedoman dalam pembuatan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
\”Karena meskipun kita melihat bahwasanya wakil ketua DPR RI memastikan RUU Pilkada ini batal, cuma kalau misalkan itu belum masuk dalam PKPU atau itu belum ada rilis secara resmi, kami sepakat tadi disampaikan juga tetap akan turun aksi,\” ucapnya.
Mahasiswa, buruh dan elemen masyarakat di Jatim masih belum bisa percaya pada DPR. Mereka khawatir legislator akan melakukan manuver kotor diam-diam mengesahkan RUU Pilkada tersebut.
\”Kami masih belum percaya, karena biasanya pengesahan itu terjadi di tengah malam,itu yang kita khawatirkan semua. Kita pengin tetap sampai tanggal 27 [Agustus] itu turut mengawal, karena bisa jadi banyak kemungkinan manuver-manuver politik yang akan terjadi,\” ucapnya.
Ia memastikan, pihaknya tak akan tinggal diam bila manuver licik DPR dan pemerintah benar-benar dilakukan. Atta juga berpesan ke seluruh mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil di daerah untuk tetap melakukan aksi, sampai putusan MK terealisasi.
\”Kita akan terus mengawal, dan ini juga pesan kepada kawan-kawan di tiap daerah. Jangan gembos, ketika besok kawan-kawan baru mengadakan, atau lusa, tidak masalah, karena kita sejatinya sebagai mahasiswa ,sebagai pemuda, masyarakat sipil selaku pengawas controling pemerintah harus tetap bersuara,\” pungkasnya.

By admin