Massa Himpunan Mahasiswa Islam HMI Cabang Gowa Raya menggelar demonstrasi menolak Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21/2024 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Mereka menutup jalan Trans Sulawesi sejak Senin (10/6) sore hingga malam ini.
Orator aksi mengatakan ketentuan Tapera menambah beban masyarakat. Apalagi, saat ini biaya hidup semakin tinggi.Penerapan Tapera 2027 Tunggu Aturan dari Kementerian\”Menolak Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tabungan Perumahan Rakyat,\” kata orator aksi.
Selain itu, massa juga menuntut agar komersialisasi pendidikan dihentikan. Mereka mengatakan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) saat ini memberatkan mahasiswa dan orangtua.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Kenaikan UKT akan menambah beban bagi mahasiswa dan orang tua mahasiswa. Sehingga komersialisasi pendidikan harus segera dihapuskan,\” ujar orator aksi.
Ada sejumlah warga yang mengeluhkan demonstrasi ini. Aksi dinilai mengganggu aktivitas warga.Dulu Dukung UU Tapera, PDIP Ungkap Alasan Kini MenolakSebab, jalur trans Sulawesi menghubungkan antara Makassar dengan Kabupaten Gowa. Akibat aksi itu, lalu lintas kendaraan tersendat dan mengular panjang.
\”Saya bawa ini pasir, dari Gowa tujuan Pattene, saya dirugikan ini karena ditahan dari tadi,\” kata sopir truk bernama Marang (30).