Forum Anomali yang menggagas Aksi Jumat Melawan Geruduk Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat (2/2) mengaku diintimidasi oleh aparat yang ingin aksi tersebut batal terselenggara.
Hal itu disampaikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Padjadjaran 2023, Mohamad Haikal Febriansyah saat dijumpai di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Jumat (2/2).
Aksi Geruduk MK itu mulanya dijadwalkan digelar di depan Gedung MK. Namun, puluhan orang massa yang hadir akhirnya tertahan oleh tembok beton yang dilengkapi kawat berduri yang dipasang di kawasan Patung Kuda. Akhirnya, aksi mimbar bebas digelar di depan tembok beton dengan kawat berduri itu.
Mulanya, Haikal bercerita bahwa sebelum berjalannya mimbar bebas ini, Forum Anomali telah mengalami banyak sekali intimidasi, represi, dan serangan-serangan.Pilihan RedaksiMahasiswa Geruduk MK Jelang Putusan Batas Usia Capres Cawapres BesokMimbar Bebas Koalisi Sipil di MK, Jalan Medan Merdeka Barat DitutupUGM: Saat Petisi Bulaksumur Dibacakan, Rektor Sedang di JakartaADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Haikal mengatakan akun Whatsapp para pengagags Forum Anomali, yakni dirinya, Ketua BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) Gielbran M Noor hingga Sekretaris Jenderal Serikat Mahasiswa (Sekjen Sema) Universitas Paramadina Afiq Naufal, dan Ketua BEM nonaktif Universitas Indonesia (UI) Melki Sedek Huang diretas secara bergantian selama dua hari berturut-turut. Peretasan juga dialami Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid yang turut diundang dalam aksi ini.
\”Peretasan terjadi Rabu dini hari, 31/1/2024. Akun whatsapp kami berada di luar kontrol kami sehingga sulit bagi kami untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi mimbar bebas ini,\” ujar Haikal.
Haikal juga mengklaim pihaknya merasa diintimidasi oleh aparat yang ingin aksi Geruduk MK ini dibatalkan.
\”Kami merasakan adanya intimidasi aparat keamanan yang berlebihan. Mulai dari telepon-telepon untuk membatalkan mimbar bebas hingga penutupan akses jalan dan blokade berupa pembatas beton dan kawat duri sehingga kami tidak bisa menyelenggarakan mimbar bebas di tempat seharusnya, yaitu di depan ke Mahkamah Konstitusi,\” jelas Haikal.
Selain itu, Haikal mengatakan pihaknya menyelenggarakan aksi dan diskusi di sejumlah kota antara lain Malang, Madura, Makassar, Solo, Parepare beberapa pekan sebelum mimbar bebas di Jakarta pada Jumat ini.
\”Di setiap titik tersebut kami merasakan ada intimidasi yang tersistematis, mulai dari upaya pembubaran, upaya penekanan, peretasan hingga upaya-upaya lain yang tiada habisnya,\” kata Haikal.
Ia menambahkan, Forum Anomali menyerukan kepada semua komponen gerakan mahasiswa di seluruh tanah air untuk bergerak dan berperan sebagai kontrol sosial atas kekuasaan yang merusak demokrasi.