Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu, 13 Maret 2024.
Dikutip bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 36 wilayah di Indonesia.
DKI Jakarta dan 3 wilayah lainnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem hujan kilat dan angin kencang.
Selain itu, 20 wilayah lainnya juga akan dilanda cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Sementara itu, 12 wilayah lainnya berpotensi dilanda angin kencang.
Wilayah yang berpotensi hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Sumatra Utara
DKI Jakarta
Kalimantan Utara
Sulawesi SelatanWilayah yang berpotensi terjadi angin kencang:
Banten
Jawa Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
MalukuWilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Bengkulu
Lampung
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Maluku
PapuaPemicu Cuaca Ekstrem
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah barat daya Banten yang memiliki Kecepatan angin Maksimum 35 knot dan tekanan udara 996 hPa serta bergerak ke arah timur-tenggara dengan potensi untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori sedang.
Sedangkan, bibit Siklon Tropis 93P terpantau di Teluk Carpentaria yang memiliki Kecepatan angin Maksimum 15 knot dan tekanan udara 1005 hPa serta bergerak ke arah timur-tenggara dengan potensi untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori rendah.
Kedua Bibit Siklon Tropis ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Samudra Hindia barat daya Sumatra-barat daya Banten dan Laut Arafuru yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di sekitar bibit siklon tropis tersebut.
Sirkulasi Siklonik terpantau di perairan utara dari Australia Bagian Utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia Selatan NTT hingga Teluk Carpentaria.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari pesisir barat Sumatra Utara hingga Sumatra Barat, dari Laut Natuna hingga Selat Karimata, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Timur, dari Samudra Hindia barat daya Lampung hingga selatan Jawa Barat, dari Laut Jawa Bagian Timur hingga Pesisir Utara NTB, dari Pulau Timor hingga Laut Aru, dari Teluk Tomini hingga Sulawesi Tenggara, dari Laut Aru hingga pesisir timur Papua Bagian Selatan, dari Teluk Cendrawasih hingga Papua Tengah, di Laut Cina Selatan, dari Teluk Thailand hingga Laut Andaman, dan dari Samudra Pasifik timur Filipina hingga Filipina Bagian Selatan.
Daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang di Laut Cina Selatan, di Laut Jawa, di Selat Karimata, dari Samudra Hindia barat daya Lampung hingga selatan Jawa, dari Samudra Hindia selatan Bali hingga Nusa Tenggara, Laut Flores, NTB, NTT, Laut Sawu, Laut Timor, dan dari Laut Banda hingga Papua bagian selatan dan Laut Arafuru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Bibit Siklon Tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi/low level jet tersebut.
Intrusi Udara Kering terpantau di BBU melintasi dari Samudra Pasifik Timur Filipina, Filipina Bagian Selatan, Laut Sulu, Laut Cina Selatan Bagian Selatan, Laut Natuna yang menyebabkan massa udara di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembap meliputi Sumatra bagian selatan, Selat Karimata,Laut Jawa, Kalimantan Bagian Utara, dan Laut Sulawesi.
Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knot terpantau di Laut Selatan, dari Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatra hingga selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara, Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Makassar Bagian Utara, Laut Flores, Laut Sawu, Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik Utara Pulau Halmahera, Laut Banda hingga Laut Arafuru yang mampu meningkatkan potensi tinggi gelombang di perairan sekitar Sumatra dan Jawa bagian barat.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)