Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat, 22 Maret 2024.
Dikutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 28 wilayah di Indonesia.
Gorontalo dan 3 wilayah lainnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem hujan, kilat dan angin kencang.
Selain itu ada 24 wilayah lainnya juga dilanda cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang.
Wilayah yang berpotensi hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Jawa Barat
DKI Jakarta
Bali
GorontaloWilayah yang berpotensi hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang:
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Bengkulu
Jambi
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Lampung
Jawa Tengah
DI YogyakartaJawa Timur
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua Barat
PapuaPemicu Cuaca Ekstrem
Siklon Tropis Neville terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Tengah, dengan kecepatan angin maksimum 65 knot dan tekanan udara 990 hPa serta bergerak ke arah Barat.
Diperkirakan kecepatan angin maksimum Siklon Tropis NEVILLE akan meningkat dalam 24 jam.
Sistem ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Samudera Hindia selatan Jawa yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di sekitar siklon tropis tersebut.
Pusat Tekanan Rendah terpantau di daratan Australia bagian utara. Sistem ini menginduksi daerah peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di Australia bagian utara.
Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dariSumatra Utara hingga Aceh, dari Sumatera Selatan hingga Lampung, dari Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Selatan, dari Kalimantan Timur hingga Selat Makassar, di Sulawesi Selatan, dari Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tenggara, dari Laut Jawa hingga Laut Flores, dari Papua Barat hingga Papua.
Serta daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang di pesisir utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Laut Arafuru. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, pusat tekanan rendah, di sepanjang daerah low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)