Seorang pria di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Subandi (55) mengaku kehilangan kedua organ testis usai menjalani operasi prostat di RSUD Bangil. Ia mengklaim tindakan dokter itu dilakukan tanpa persetujuannya.
Subandi mengatakan, dia dioperasi oleh dokter dari RSUD Bangil tanpa ada keterangan persetujuan pengangkatan testis. Hal ini pun berdampak pada keharmonisan rumah tangganya.
\”Saya mengadukan bahwa testis saya diambil tanpa pengetahuan saya, apalagi tanda tangan persetujuan dari keluarga pun tidak ada, disitu saya ingin menuntut kerugian,\” kata Subandi, Rabu (15/5).
Menurut Subandi, diangkatnya organ testis itu membuatnya tak bisa ereksi. Karena itu, dia tak bisa memberikan nafkah batin untuk istrinya. Apalagi dia baru tiga bulan menikah.
\”Dan bukan satu bulan dua bulan, selama hidup saya [ke depan] tidak ada bergairah, istri saya nagih terus, saya pengantin baru [menikah] di Banten, \’kok bisa seperti ini ayah\’, saya menutupi,\” ujar dia.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Tiga DPO Pembunuh Vina Cirebon Masih Berkeliaran, Berikut ciri-cirinyaKini, ia pun meminta agar dokter RSUD Bangil bertanggung jawab atas pengangkatan testisnya. Yakni dengan memberikan ganti rugi atau pengobatan medis kepadanya.
\”Saya datang ke sini [RSUD Bangil] berapa kali, tapi tanggapan tidak ada tanggung jawab ke saya. Seharusnya bapak di sini dokter-dokter tanggung jawab memberi kerugian ke saya,\” kata dia.
RSUD Bangil melalui pihak Humas M Hayat membenarkan Subandi memang pernah menjalani operasi di tempatnya. Namun menurut dia tindakan itu sudah sesuai prosedur.
\”Semua tindakan yang dilakukan memang sesuai prosedural, dan yang diberitakan bahwa tidak ada persetujuan, kita punya rekam medisnya, ternyata ada persetujuan beliau untuk melakukan tindakan,\” kata Hayat.
\”Secara logika, tidak ada tindakan medis yang tidak melalui persetujuan dari pasien. [Persetujuan itu] dari anak yang bersangkutan, yang saya lihat seperti itu,\” tambahnya.Anak Korban Prostitusi Surabaya Dipaksa Layani Tamu hingga Jam 3 PagiHayat mengatakan, Subandi setidaknya sudah tiga kali menjalani operasi prostat di RSUD Bangil. Namun penyakitnya itu selalu kambuh. Akhirnya, tim dokter pun mengambil tindakan terakhir yakni dengan mengangkat kedua testis pasien.
\”Tiga kali dilakukan operasi itu selalu kambuh, akhirnya ternyata ada penyakit lain yang mengharuskan, mungkin secara ininya kanker. Yang ini kalau tidak diambil akan menjalar ke organ vital lainnya,\” ucapnya.
Setelah operasi terakhir yang dilakukan delapan bulan lalu, pasien pun dinyatakan sembuh dan tak mengalami keluhan kembali. Namun masalah terjadi saat Subandi memutuskan menikah lagi tiga bulan lalu.
\”Artinya kata dokter, penanganan kita yang terakhir berhasil, cuma permasalahan timbul saat beliau menikah lagi, nah itunya tidak bisa bangun, dan dokter menyampaikan bahwa itu persoalan lain,\” tuturnya.Pria Berambut Cepak Merangsek Hampiri Jokowi saat Wawancara di KonaweSebab, kata Hayat, ada banyak kasus pengangkatan testis lain, yang tak menghilangkan fungsi ereksi. Dokter pun menyarankan agar Subandi melakukan pengobatan medis kembali untuk mengatasi keluhan barunya ini.
\”Akhirnya beliau pun bersepakat akan menempuh pengobatan lagi terkait dengan permasalahan sekarang,\” pungkasnya.