Ibu berinisial AIL (52) yang tewas dalam kasus satu keluarga bunuh diri sempat sembahyang di kelenteng sebelum melompat dari lantai 22 apartemen daerah Penjaringan, Jakarta Utara .
Kelenteng tersebut berada di lantai 22 atau rooftop apartemen yang menjadi lokasi dugaan bunuh diri. Penjaga kelenteng bernama Akong mengaku sempat melihat empat orang yang merupakan satu keluarga itu naik ke atas rooftop.
\”Dia tidak melihat sampai (para korban lompat), karena ada dua bagian, sebelah kiri klenteng, sebelah kanan taman. Nah, posisi korban loncat itu di daerah taman sana, bukan di kelentengnya,\” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian kepada wartawan, Selasa (19/3).
Dari hasil pendalaman kepolisian, penjaga kelenteng itu juga mengaku sempat melihat sang ibu sembahyang. Namun, penjaga kelenteng itu tak menyangka bahwa setelahnya justru terjadi aksi bunuh diri.Fakta-Fakta Terbaru Kasus Bunuh Diri Satu Keluarga di Jakarta UtaraADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Kalau dari tangga ke kanan ya. Tapi sebelum ke kanan istrinya berdoa dulu, sembahyang. Nah, terus bapak anaknya tunggu di kursi,\” ucap Hady.
\”Sembahyang dilihat (sama penjaga klenteng). Cuma enggak nyangka dia kalau selesai ibadah bakal loncat,\” lanjutnya.
Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas di Apartemen Teluk Intan Tower Topaz, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3). Keempatnya adalah pria berinisial EA (50), perempuan AIL (52), laki-laki JWA (13) dan perempuan JL (16).Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya menyebut berdasarkan rekaman di CCTV, EA sempat mencium kening tiga anggota keluarganya itu sebelum terjun. Tak hanya itu, mereka juga lompat dari lantai 22 dengan kondisi tangan saling terikat.
\”Para korban ini masuk dalam lift, terekam (dalam CCTV), ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas,\” kata Agus, Senin (11/3).
Teranyar, polisi membeberkan bahwa keluarga tersebut sempat mempunyai bisnis kapal ikan. Namun, bisnis itu bangkrut saat pandemi Covid-19.
Selain itu, polisi juga menyebut dua anak yang ikut tewas dalam peristiwa itu sudah satu tahun tak bersekolah. Polisi masih mendalami alasan keduanya putus sekolah.

By admin