Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang agar waspada dan memperkuat sinergi di tengah situasi deflasi yang terjadi di ibu kota Jawa Tengah.
Pada Rapat Koordinasi Inflasi Mei 2024 dan Mitigasi Pengendalian Inflasi Juni 2024 di Balai Kota Semarang pada Kamis (6/6), Mbak Ita, panggilan Hevearita, menyampaikan bahwa pada Mei, Kota Semarang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen.
Mbak Ita mengatakan, saat ini sayur buncis yang sedang mengalami kenaikan harga dapat jadi pemicu kenaikan inflasi. Dirinya juga mendorong pemantauan terhadap stok cabai dan bawang merah.
\”Kalau namanya ketersediaan cabai, bawang merah tadi, malah buncis dan yang lalu malah bayam, kan lucu. Sehingga tadi saya tekankan kepada teman-teman termasuk dinas untuk sinergi, karena kita tahu data dari BPS kan setiap hari Selasa,\” kata Mbak Ita dalam rakor, Kamis (6/6).
Untuk itu, dirinya meminta disiapkan skema-skema pengendalian inflasi untuk Juni 2024, seperti skema penurunan subsidi pangan.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Pemicu deflasi saat ini salah satunya harga beras turun. Kalau pemicu inflasi bawang merah cabai. Tapi cabai ini surplusnya lima hari, termasuk bawang merah tapi tanggal 17 ini Idul Adha, nah ini makanya kita harus pacu untuk bisa segera ada stok. Sehingga tidak ada terjadi gejolak harga bahan pokok itu,\” paparnya.
Mbak Ita mengingatkan, saat ditemukan stok kosong, semestinya hal itu jadi tanggung jawab Lurah Pasar untuk melapor ke Dinas Perdagangan. Dirinya berharap, Lurah Pasar dapat memaksimalkan peran menjaga ketersediaan stok dan harga bahan pangan. Mbak Ita pun mengajak Bank Indonesia terlibat dalam pengawasan peran Lurah Pasar.
Menurutnya, inflasi di Bandung rendah karena suplai bahan pokok berasal dari perkebunan lokal. Sementara, inflasi juga rendah di Jakarta karena keberadaan food station yang dikelola oleh Pasar Jaya.
\”Nah ini kita harus support dan saya minta kepada BPKAD untuk menginventarisir kalau bisa nanti dapat insentif untuk penanam cabai dan bawang. Sehingga ketersediaan stok bahan pokok bisa terjamin di Kota Semarang,\” kata Mbak Ita.
Sebagai upaya mengendalikan inflasi, Pemkot Semarang hingga saat ini terus menggenjot Gerakan Pasar Murah, optimalisasi kios TPID, serta penguatan koordinasi dengan Dinas Pertanian Kota terkait gerakan menanam tanaman lokal pengganti beras. Adapun Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) direncanakan digelar 23 kali pada bulan ini.

By admin