Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara sah. Mereka pun unggul di 36 dari 38 provinsi seluruh Indonesia. Tak hanya itu, pasangan ini juga menang di luar negeri.
Ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran berdatangan, salah satunya dari Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Ia menerima hasil penghitungan suara Pemilu 2024 yang dilakukan oleh KPU.
Di sisi lain, partai pengusung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin lainnya yakni PKB belakangan terlihat mesra dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).Prabowo Sebut Transisi Pemerintahan Usai Pilpres Berjalan MulusADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
PKB dikabarkan bakal mendapatkan kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran usai dua menterinya bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (18/3). Kabar PKB bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran makin terang setelah Jokowi menitipkan salam kepada Cak Imin.
Pengamat politik Universitas Andalas, Asrinaldi menilai ucapan selamat dari Paloh kepada Prabowo-Gibran merupakan simbol bahwa NasDem membuka diri untuk diajak berkoalisi.
Namun, Paloh enggan terburu-buru karena proses sengketa Pemilu 2024 tengah berproses di Mahkamah Konstitusi (MK).
Menurutnya, ada kemungkinan Paloh bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran usai MK memutus perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024.
Selain Nasdem, kata dia, PKB juga disebut akan bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. Tradisi mencatat bahwa partai yang dipimpin Cak Imin itu selalu berada di dalam pemerintahan.
\”Saya meyakini Nasdem dan PKB akan bergabung dengan Prabowo,\” kata Asrinaldi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/3) malam.Hasto PDIP Respons Ajakan Gibran: Kami Pilih Rangkulan RakyatIa berpendapat bergabungnya dua partai dari kubu paslon 1 itu lantaran mencari posisi aman. Sebab, ketika partai politik berada di luar pemerintahan banyak hal yang tidak bisa mereka dapatkan.
Tak hanya kebutuhan kekuasaan, tetapi juga hal lain yang menjadikan partai-partai tersebut bisa tetap bertahan.
\”Mau tidak mau di 2029 mereka juga akan mendapatkan peluang untuk dipilih kembali,\” ujarnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya…