Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh buka suara terkait gelombang kritik yang dilontarkan civitas academica dari berbagai perguruan tinggi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kondisi demokrasi Indonesia.
Paloh menilai gelombang kritik tersebut sebagai pikiran-pikiran kritis. Ia mengatakan hal itu tidak boleh diragukan atau dianggap enteng.
\”Satu hal yang pasti saya pikir, kita tidak boleh meragukan dan menganggap enteng terhadap semua pikiran-pikiran yang mengkritisi,\” kata Paloh saat ditemui di Jakarta International Stadium, Sabtu (10/2).
Terlebih, kata dia, gelombang kritik tersebut berasal dari para intelektual. Paloh menilai para intelektual menjadi pusat moralitas untuk mencerahkan kehidupan bangsa.Forum Guru Besar Minta Civitas Kampus Tak Buat Pernyataan ProvokatifADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
\”Apalagi yang datang dari para ilmuwan para guru besar kita, dan di sana lah sebagai pusat, ya kan. Moralitas dari nafas ya kan kata-kata yang bisa mampu memberikan pencerahan
Paloh yakin gelombang kritik tersebut dilontarkan berdasarkan niat baik. Menurutnya kritik itu dilontarkan agar kehidupan berbangsa dan negara didasarkan atas nilai konstitusi dan etika.
\”Saya yakin semua niat baik dan memiliki niat baik untuk bagaimana kita bisa melaksanakan perjalanan kehidupan kebangsaan kita dengan tetap berpijak pada nilai-nilai konstitusional,\” jelas dia.
\”Dan juga menjunjung tinggi etika dan moralitas kehidupan kebangsaan kita,\” imbuhnya.Beda Sikap, Tiga Kampus di Jateng Tak Mau Petisi Kritik JokowiSebelumnya, gelombang kritik ini berasal dari guru besar berbagai perguruan tinggi Indonesia seperti UGM, UII hingga UI.
Mereka menilai demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Mereka juga sama-sama mengingatkan Presiden Jokowi untuk menjunjung tinggi etika dalam menjalankan pemerintahan.