Universitas Nasional (Unas) menyatakan bakal menindak secara tegas Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Kumba Digdowiseiso jika terbukti melakukan pelanggaran.
Kepala Hubungan Masyarakat Unas, Marsudi mengatakan pihaknya berkomitmen menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai integritas insan akademis.Dekan UNAS Bantah Catut Nama Dosen Malaysia\”Oleh karenanya jika terbukti ada pelanggaran, Universitas Nasional akan menindak tegas bagi yang melanggarnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada,\” kata Marsudi dalam keterangan tertulis, Rabu (17/4).
Unas juga berkomitmen mengimplementasikan berbagai program kerja dengan perguruan tinggi dunia guna memperoleh peringkat akreditasi terbaik pada level nasional dan level internasional.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail
–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Unas menghimbau seluruh masyarakat luas dan insan akademis untuk tetap mengedepankan etika dan nilai-nilai integritas serta obyektivitas terhadap persoalan yang sedang berkembang.
Kumba Digdowiseiso disebut mencabut sejumlah nama akademisi di Universiti Malaysia Terengganu dalam berbagai publikasi ilmiahnya. Dugaan pencatutan nama itu dilaporkan laman Retraction Watch.Pendeta Gilbert Dipolisikan Kasus Penistaan AgamaMenurut laporan itu, sejumlah dosen di Universiti Malaysia Terengganu menerima kabar bahwa nama mereka ditemukan di sejumlah publikasi ilmiah Kumba Digdowiseiso berdasarkan pencarian di Google Scholar atau Google Cendekia.
Asisten profesor keuangan di Universiti Malaysia Terengganu, Safwan Mohd Nor, mengaku sama sekali tidak mengenal nama Kumba. Namanya bahkan tercantum di empat publikasi ilmiah yang tidak terindeks di Clarivate.
\”Kami bahkan tidak tahu siapa orang ini,\” ujar Noor dikutip dari Retraction Watch, Jumat (12/4).
Setidaknya ada nama 24 staf di Universiti Malaysia Terengganu yang tanpa sepengetahuan mereka masuk dalam daftar penulis di publikasi ilmiah Kumba.
Kumba mengaku telah menghubungi salah satu dosen di universitas tersebut dan mengatakan kepada Retraction Watch bahwa masalah tersebut telah diselesaikan. Namun, sebagian besar nama-nama yang dicatut itu belum dihapus.