Bekas area tambang timah di Pulau Bangka, Bangka Belitung, berimbas pada banyaknya buaya yang masuk ke perumahan warga.
Manajer Lembaga Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Babel, Endi R. Yusuf menyebut kondisi saat ini sudah sangat meresahkan.Polisi Selidiki Kasus Penambang Tewas Tertimbun Longsor di Gorontalo\”Ini sudah sangat meresahkan karena sebenarnya korban yang ada bukan hanya buayanya meninggal, tetapi manusianya juga, karena konflik dengan buaya ini sangat luar biasa,\” kata Endi seperti dikutip dari Insert Live, Sabtu (27/4).
\”Korbannya ada di dua belah pihak, manusianya banyak meninggal, buayanya juga ditangkap dan meninggal,\” imbuhnya.
ADVERTISEMENT /4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>ADVERTISEMENT .para_caption div {width: 100%;max-width: none !important;position: absolute;z-index: 2;}
Kendati demikian, Kepala Dusun Bukit Layang, Sultanda sudah melarang kegiatan penambangan karena merusak ekosistem buaya.Otorita Bakal Tindak 3.000 Hektare Tambang Ilegal di IKNAtas keberadaan buaya ke permukiman warga, Sultanda mengatakan pihaknya tak bisa melakukan upaya lain, selain hanya memberikan imbauan.
Sultanda menyebut pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di titik-titik lokasi yang menjadi tempat tinggal buaya. Termasuk, mengimbau masyarakat untuk tak merusak lingkungan.
\”Kita hanya bisa memberi imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan perusakan terhadap lingkungan yang menjadi lingkungan tempat tinggal daripada buaya tersebut,\” ucap Sultanda.Jokowi Ingatkan Pengusaha Rehabilitasi Bekas Tambang: Jangan Ditinggal

By admin